Pengunjung mengamati berbagai lukisan yang dipamerkan.-Firna Novelia Sari-Harian Disway
Tidak hanya lukisan pada kanvas, pengunjung juga bisa melihat digital printing dari lukisan Daniel Kho. Itu dicetak pada helai daun yang sudah dikeringkan. Kemudian menyisakan serat-serat daun yang dapat diamati dengan jelas.
BACA JUGA:Workshop Fotografi Eksotika Bromo 2025: Memotret Alam, Budaya, dan Kesadaran
Perubahan medium dari kanvas menjadi daun memikat banyak mata. Daun adalah salah satu bagian penting pohon. Karena daunlah yang menangkap energi. Bahkan, di beberapa lukisan, daun digambarkan lebih besar daripada bagian lain.
Di bawah sinar lampu LED, lukisan-lukisan pada pameran itu dapat menarik perhatian para pengunjung dengan warna-warna yang cerah dan objek lukisan yang mengisi kanvas hingga penuh.
Pada satu momen dalam tur kuratorial tersebut, lampu-lampu dimatikan. Para pengunjung pun diajak melihat lukisan yang bercahaya dalam kegelapan.
Lukisan pada pameran La Wet yang menyala dalam gelap.-Firna Novelia Sari-Harian Disway
BACA JUGA:Papan Bunga dan Pohon Hidup: Refleksi Penguatan Literasi Lingkungan
Semua lukisan pada pameran "La Wet" itu dibuat dengan cat akrilik fluorescent. Membuatnya menyala di bawah sinar lampu ultraviolet.
Karya seni sudah lama telah menjadi alat untuk menyampaikan berbagai isu ataupun semangat dalam kehidupan sosial. Pameran "La Wet" juga ikut menggalakan pentingnya alam dan semangat untuk melestarikannya.(*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya