Emas, Perunggu, dan Misteri Kuno Sanxingdui, Jejak Peradaban Besar dari Tanah Shu

Kamis 13-11-2025,08:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Penelitian gabungan antara beberapa lembaga, termasuk Museum Istana Beijing, Universitas Sains dan Teknologi Beijing, dan University of Cambridge mengungkap bahwa masyarakat Sanxingdui telah menguasai teknologi pengecoran perunggu yang sangat maju untuk masanya.

Menurut laporan studi itu, para pengrajin Sanxingdui menggunakan teknik sectional casting yang dikombinasikan dengan integral casting dan forging.

BACA JUGA:Wine Terroir & Culture Biennale di Ningxia, Tiongkok, Rayakan Paduan Seni dan Anggur

BACA JUGA:Putri Tiongkok, Tren Baru Wisata Budaya di Beijing

Untuk menjaga bentuk benda yang kompleks, mereka menambahkan bahan logam atau organik menyerupai “tulangan baja”, mirip seperti konsep beton bertulang dalam arsitektur modern.

Guo Jianbo, salah satu peneliti senior, menjelaskan bahwa teknik ini memungkinkan mereka menciptakan benda-benda berlekuk halus dan ramping.

Seperti pohon suci perunggu (bronze divine tree) yang menjadi ikon situs tersebut. “Para pengrajin Sanxingdui adalah seniman dan teknolog ulung. Mereka memahami sepenuhnya prinsip bahan dan bentuk,” ujarnya.

Kilauan Emas dan Jejak Ritual Kuno

Tak hanya perunggu, penelitian terbaru juga menyingkap rahasia pembuatan artefak emas Sanxingdui. Semua artefak tersebut merupakan paduan emas dan perak yang diolah melalui teknik cupellation. Yakni proses pemurnian kuno dengan memanaskan campuran logam dalam wadah berpori.

BACA JUGA:Mengenal Makna di Balik Chongyang Festival, Keberkahan dalam Double Ninth

BACA JUGA:Teknologi Digital Hidupkan Kembali Tembok Kota Kuno Xi’an di Tiongkok

Metode itu memisahkan kotoran dan menghasilkan emas murni berkualitas tinggi. Lebih dari dua kilogram emas berhasil ditemukan di Sanxingdui. Itu merupakan jumlah yang belum tertandingi oleh situs manapun di Tiongkok pada periode yang sama.

Menariknya, topeng emas di situs itu tidak hanya menutupi patung manusia. Tetapi juga berfungsi sebagai topeng independen dalam ritual.

Para ahli meyakini bahwa benda-benda itu berhubungan dengan sistem kepercayaan spiritual masyarakat Shu kuno. Mereka mungkin memuja leluhur atau dewa tertentu melalui upacara pengorbanan.

Selain itu, artefak perunggu berlukis dari Sanxingdui. Yang dihiasi dengan cat cinnabar dan pernis alami. Itu merupakan perunggu berlapis pernis tertua yang ditemukan di Tiongkok.

BACA JUGA:Wuju Opera, Seni Panggung Klasik yang Bangkitkan Tradisi Tiongkok di Kancah Dunia

BACA JUGA:Harta Seni Tiongkok yang Hilang Akhirnya Kembali, Koleksi Lukisan dan Kaligrafi Langka Dipamerkan di Shanghai Museum

Kategori :