Di kawasan kota tua, ribuan wisatawan berkeliaran dengan mengenakan busana bergaya Tang yang disewa dari berbagai toko.
BACA JUGA:Festival Hanyi di Tiongkok, Tradisi Hangat untuk Mengenang Leluhur
BACA JUGA:Fotografer Abadikan Ketangguhan dan Kisah Tersembunyi di Balik Tembok Besar Tiongkok
Harga sewa pakaian lengkap riasan berkisar 100 yuan atau sekitar Rp220 ribu. Dengan jubah lengan lebar dan hiasan rambut elegan, pengunjung menjelma menjadi bangsawan Tang. Mereka berjalan di antara arsitektur klasik.
Menjelang malam, kawasan Gerbang Yingtian, gerbang kekaisaran untuk upacara negara, berubah menjadi arena pesta terbuka.
Mulai pukul 18.00, musik dan tarian tradisional membuat suasana semakin meriah. Apalagi di bawah sorot cahaya gerbang yang diterangi lampu-lampu.
Pada pukul 20.30, pertunjukan spektakuler digelar di Jiuzhouchi, taman istana yang direstorasi. Aksi para penunggang kuda, penari yang menabur kelopak bunga, akrobat, hingga pertunjukan kembang api besi.
BACA JUGA:Hong Kong Sambut Kembali Cyclothon 2025, Ajang yang Memadukan Adrenalin dan Ketenangan
BACA JUGA:Kuil Zhihua di Beijing Tampil dengan Wajah Baru yang Lebih Bercahaya
Kembang api besi memunculkan percikan api dari besi cair yang dipukul hingga meledak menjadi ribuan bunga api. Sisi unik yang menghadirkan pengalaman multisensori layaknya pesta kerajaan Tang.
Bagi wisatawan yang ingin pengalaman lebih eksklusif, tersedia paket makan malam istana Tang dengan harga 20-600 yuan atau sekitar Rp440 ribu-Rp1,3 juta.
Para tamu mengenakan pakaian bangsawan, menikmati hidangan imperium seperti anggur anggur dalam piala kaca berwarna dan kue-kue halus di atas nampan perak, ditemani tarian dan musik klasik.
Kaifeng: Menyusuri Kota Riuh Dinasti Song
Jika Luoyang memancarkan kemegahan Tang, Kaifeng menghadirkan keramaian khas ibu kota Dinasti Northern Song.
BACA JUGA:Tip Feng Shui, Simpan 3 Benda Berenergi Kuat di Saku untuk Menarik Rezeki
BACA JUGA:Sentuhan Restorasi di Situs Sangxidui, Tiongkok, Bangkitkan Kejayaan Masa Lalu Sichuan
Kota itu dikenal memiliki “kota-kota yang tertimbun”. Yakni lapisan kota lama yang tertutup endapan Sungai Kuning selama berabad-abad. Menjadikannya situs arkeologi unik yang menyimpan sejarah berlapis-lapis.