Selain hambatan logistik, minimnya tenaga kesehatan juga memperparah penanganan darurat karena dari 22 dokter spesialis yang seharusnya bertugas di salah satu rumah sakit, hanya satu orang yang bisa memberikan pelayanan.
BACA JUGA:Wapres Gibran Tinjau Penanganan Banjir dan Distribusi Bantuan di Aceh Singkil
BACA JUGA:Gubernur Aceh Mualem: Bupati yang Cengeng Tangani Banjir Silakan Mundur dari Jabatan
“Dari 22 dokter ahli yang masuk cuma satu. Dokter umum juga banyak yang tidak bisa datang karena tidak ada BBM, tidak ada air, tidak ada listrik,” ujarnya.
Benjamin menyebut kondisi tersebut sebagai sangat mengenaskan dan menjadi gambaran beratnya situasi yang dihadapi tim lapangan. (*)