Sakramen Mahakudus Terisi Separo Umat, GKJW dan Bethany Onlin

Sakramen Mahakudus Terisi Separo Umat, GKJW dan Bethany Onlin

Natal memberi kebahagiaan bagi umat Kristiani. Pada 25 Desember, gereja-gereja di Surabaya mengadakan misa, baik online maupun offline.

MISA Natal di Gereja Katolik Sakramen Mahakudus berjalan dengan aman dan lancar, sejak diadakan  pada 24 Desember, pukul 18.00. Kemarin, pukul 10.20, gereja yang terletak di Pagesangan itu juga masih mengadakan misa natal.

Cinta Kasih Kristus yang menggerakkan Persaudaraan. Itulah tema Natal tahun 2021 yang diusung oleh umat Katolik, tak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.

“Kami mengambil keteladanan keluarga Nazareth. Yakni Bunda Maria dan Yesus. Cinta kasih yang menyatukan banyak orang dari latar belakang apa pun,” ujar Lukas Pramono, Ketua Panitia Natal 2021 di Gereja Katolik Sakramen Mahakudus.

Perayaan misa Natal siang itu dipimpin oleh Romo F. X. Hardi Aswinarno. Karena masa pandemi, kapasitas ruang ibadah dibatasi hanya 50 persen.

Umat yang ingin mengikuti misa wajib mendaftar terlebih dahulu melalui google form yang dibagikan oleh paroki Sakramen Mahakudus. Dalam form tersebut terdapat pertanyaan soal vaksin, kondisi tubuh, dan sebagainya. “Termasuk pertanyaan soal jemaat dari lingkungan mana, dan sebagainya,” ujarnya.

Tiap jemaat yang hendak mengikuti misa, wajib sudah divaksin dan memiliki aplikasi Pedulilindungi. Scan barcode juga disediakan di depan pintu ruang utama ibadah. “Juga dicek suhunya dengan thermogun,” tambah pria 50 tahun itu.

Greja (baca: Grejo) Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang terletak di Darmo, Surabaya, hanya menyelenggarakan misa secara terbatas, baik secara online dan offline.

Karena itu, kemarin GKJW Darmo tampak sepi. Hanya terdapat suara-suara musik di samping gereja. Beberapa pemuda dari kejauhan tampak berlatih. Sebab, kebaktian Natal diselenggarakan secara daring. “Jumat (24/12) malam, pukul 18.00, ada misa offline tapi sangat terbatas,” ujar Teguh S., sekuriti GKJW. Keterbatasan itu dengan tujuan untuk mewaspadai penularan Covid-19.

Begitu pula yang tampak di Gereja Bethany, Nginden. Gereja yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu dipadati jemaat, siang itu tampak lengang. Seluruh pagar ditutup. Hanya tampak pos pengamanan dengan beberapa sekuriti yang berjaga.

Salah seorang sekuriti, di balik pagar, memberitahukan bahwa Gereja Bethany tak pernah dibuka sejak pandemi tahun 2020. “Semua jemaat sejak pandemi melakukan ibadah secara online. Tidak pernah dibuka. Tidak pernah ada ibadah offline,” ujar sekuriti bernama Eko tersebut. (Guruh Dimas Nugraha)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: