Elektabilitas Ganjar Merosot di Kalangan Muda

Elektabilitas Ganjar Merosot di Kalangan Muda

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Kanan) bersama Sekjen PDIP Hasto Krisyanto (Kiri) dan Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun (Tengah) di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin, 24 Oktober 2022.-Dok PDI-P-

JAKARTA, HARIAN DISWAY- FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Publik pencinta sepak bola tanah air pun kecewa. Termasuk para pemain tim nasional U-20.

Beberapa di antara mereka menggeruduk postingan akun resmi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Salah seorang yang paling vokal adalah Hokky Caraka. Striker andalan Indonesia U-20 bernomor punggung 9 itu terang-terangan menyampaikan unek-uneknya.

Hokky bahkan menyebut Ganjar sebagai sosok penghancur mimpi anak-anak bangsa. Mengingat, telah lama pemain sepak bola tanah air ingin tampil di ajang paling bergengsi sedunia.

”Makasih banyak Pak. O iya Pak, kami tahu nasib bapak sudah terjamin dan masa depan bapak juga sudah bagus. Sedangkan kami, Pak? Kami baru mau merintis karier menjadi lebih baik, tapi batu lompatan kita sudah dihancurkan sama bapak,” beber Hokky dalam postingan komentarnya.

Presiden Joko Widodo pun memberikan pernyataan resmi terkait dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia U-20 itu. Sama-sama merasa kecewa dan sedih. Namun, bagaimanapun, keputusan FIFA tetap harus dihormati.

Jokowi berharap agar semua pihak tak menghabiskan energi untuk saling menyalahkan. Namun, kegagalan itu harus menjadi pelajaran berharga. Terutama bagi persepakbolaan Indonesia.

Harapannya tinggal satu. Yakni, FIFA tak memberikan sanksi kepada PSSI. ”Termasuk kesempatan untuk menjadi tuan rumah event-event lainnya. Demikian yang bisa saya sampaikan,” ujar Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 30 Maret 2023.

Meski demikian, tentu saja kekecewaan publik terlalu dalam. Kesalahan itu mengarah kepada dua politikus. Selain Ganjar, ada Gubernur Bali I Wayan Koster. Sebab, dua politikus PDIP itu sama-sama mendeklarasikan penolakan kepesertaan Israel.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs A. Khoirul Umam mengatakan, insiden itu tidak akan memengaruhi arah pengusungan calon presiden dari PDIP. Artinya, Ganjar masih tetap di posisi pertama dari daftar nama capres PDIP. Apalagi, PDIP melalui Sekjen Hasto Kristiyanto juga mendeklarasikan penolakan Israel.

”Saya tidak melihat ada hubungan khusus dari aspek ini soal pencalonan PDIP terhadap Ganjar,” ungkap dosen ilmu politik dan international studies Universitas Paramadina itu. Apa yang dideklarasikan Ganjar itu bahkan bisa dibilang sebagai cara untuk mengamankan dirinya. Tujuannya, masih dianggap satu barisan dengan partai.

Meski, risiko politik selalu ada. Salah satunya, elektabilitas Ganjar akan merosot. Terutama di kalangan pemuda dan pencinta olahraga. 

Umam pun melihat preseden itu adalah hasil dari miskoordinasi antara PDIP dan Jokowi. Ia menilai, sikap PDIP yang seolah berpihak terhadap problem Israel itu hanya gimmick politik. Sebab, jika serius, mereka tentu akan fokus berkoordinasi dengan pemerintah jauh-jauh hari.

”Kalau itu yang jadi concern, pasti ada langkah konkret sebelumnya. Akan ada simulasi bahkan sejak prakualifikasi,” tandas Umam. Bahkan, berani tampil di forum-forum PBB menyatakan perjuangan serupa. Namun, kenyataannya tidak demikian. 

Kini nasi sudah menjadi bubur. Indonesia pun harus menelan kerugian. Baik secara material maupun imaterial. Tidak hanya rugi triliunan rupiah untuk persiapan, tetapi juga nama negara telah tercoreng. ”Diplomasi Indonesia akan dikenal inkonsisten. Sebagai negara dengan pengambilan sikap yang lemah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: