Pertumbuhan Ekonomi Jatim Potensi Tumbuh Positif, Ini Faktornya Menurut BI
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur M. Noor Nugroho saat memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jatim, di kantor BI Jatim, Jumat 29 November 2024 malam.-Michael Fredy Yacob-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ekonomi Jawa Timur menunjukkan performa solid. Bank Indonesia pun menatap optimis pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Agustus 2024, pertumbuhan ekonomi Jatim tertinggi dibandingkan provinsi lain di pulau Jawa.
Di triwulan II-2024 ekonomi Jatim tercatat sebesar 4,98 persen. Angka ini lebih tinggi dari triwulan I-2024 yang sebesar 4,81 persen. Secara year on year (yoy), pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II-2024 berada di angka 4,98 persen.
Kondisi ini yang membuat BI optimis pertumbuhan ekonomi Jatim akan tumbuh positif di tengah ketidak pastian pertumbuhan ekonomi global. Hal itu disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur M. Noor Nugroho usai nonton bersama Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024, Jumat 29 November 2024 malam.
Forum itu menjadi ajak refleksi dan membuat strategi untuk perekonomian Indonesia yang lebih kuat. Khususnya di Jatim. Di Jakarta, pertemuan itu dihadiri Presiden Indonesia Prabowo Subianto. Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono juga hadir di sana.
Noor mengatakan, di Jatim, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), mencapai 59 persen. “Daya beli masyarakat terjaga dengan baik. Terlihat dari kontribusi konsumsi rumah tangga yang mencapai tiga persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini menunjukkan kekuatan ekonomi domestik kita,” katanya.
Sementara, sektor industri yang masih konsisten menjadi motor pertumbuhan ekonomi Jatim masih sama. Ada tiga sektor: industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Sektor industri ini menyumbang sekitar 58 persen dari total pertumbuhan ekonomi Bumi Mojopahit.
Kinerja sektor ini turut didukung oleh stabilnya konsumsi semen dan penjualan. Salah satunya penjualan kendaraan. Meskipun di sektor ini ada sedikit perlambatan di sektor eceran. “Permintaan domestik masih menjadi pondasi utama. Sementara permintaan eksternal tetap terjaga,” terangnya.
Dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia Jawa Timur menggandeng pemerintah daerah untuk mendorong investasi. Terutama melalui Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini diharapkan memberikan kontribusi besar dengan nilai potensial mencapai Rp 30 triliun.
Termasuk pengembangan UMKM harus terus dikembangkan. Selama pandemi Covid-19 lalu, sektor ini menjadi salah satu pendongkrak utama ekonomi Jatim. Sehingga melalui pendekatan korporatisasi, peningkatan kapasitas, hingga akses pasar global, UMKM diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Inflasi Jawa Timur pun mencatatkan prestasi positif. Pada Oktober 2024, inflasi berada di angka 1,6 persen. Angka itu lebih rendah dari rata-rata nasional. Hal ini merupakan hasil dari sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga dan distribusi barang di seluruh wilayah.
“Jawa Timur memiliki peran strategis sebagai pilar utama ekonomi nasional. Dengan sinergi yang kuat antar pihak, kami yakin ekonomi provinsi ini dapat tumbuh di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen di 2025,” ungkapnya.
Sementara, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan lima tantangan utama global. Kondisi itu diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia pada 2025-2026. Tantangan tersebut meliputi perlambatan ekonomi global, tekanan inflasi, kenaikan suku bunga internasional, penguatan dolar AS, serta perubahan pola investasi yang mengarah pada penarikan modal dari negara berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: