Korupsi, Li Tie, Mantan Bintang Sepak Bola Tiongkok, Divonis 20 Tahun

Korupsi, Li Tie, Mantan Bintang Sepak Bola Tiongkok, Divonis 20 Tahun

WAJAH LI TIE ketika tampil dalam film dokumenter tentang korupsi di dunai sepakbola Tiongkok, Januari 2024. Pada film itu, ia mengaku bersalah.-CCTV-

Tiongkok membuktikan tajinya dalam melibas korupsi. Yang terbaru, mantan bintang sepak bola negeri itu, Li Tie, divonis 20 tahun penjara. Jumat, 13 Desember 2024, aparat menyatakan mantan pemain Everton itu bersalah dalam kasus pengaturan pertandingan di Liga Super Tiongkok (CSL).

WAJAH Li Tie terlihat datar. Bajunya hitam. Bersahaja. Atau pasrah. Sebab, ia ’’harus’’ mengakui perbuatannya di televisi. Pada sebuah film dokumenter yang ditayangkan pada Januari 2024 oleh CCTV.

Di film itu, pria 47 tahun tersebut bercerita tentang korupsi yang menjalar di organisasi sepak bola di Tiongkok. Mulai pada pengelola organisasinya hingga ke klub dan pemain.

BACA JUGA:Mobil Listrik Tiongkok Ambil Ceruk Pasar

BACA JUGA:Duan Yiran dan Lu Yinkai, Dua Seniman Muda yang Menjaga Warisan Budaya Tiongkok di London

Li mengaku pernah mengeluarkan uang suap senilai USD 41 ribu atau sekitar Rp 657 juta. Duit itu dikeluarkan untuk mengamankan posisinya sebagai pelatih. Juga untuk mengatur beberapa pertandingan CSL.

’’Saya menyesal. Saya minta maaf. Seharusnya saya selalu berhati-hati dan mengikuti jalur yang benar,’’ kata mantan pemain Everton, Inggris, pada 2002-2006 tersebut.

’’Memang, waktu itu banyak kesalahan-kesalahan yang dianggap sebagai praktik lazim di dunia sepak bola,’’ tambah Li yang pernah menjadi kepala pelatih Timnas Tiongkok pada 2020-2021 tersebut.

Film tersebut memicu perdebatan. Terutama di kalangan aktivis HAM. Sebab, para tersangka—juga calon tersangka—seperti dipaksa mengakui kesalahan sebelum sidang.


JEJAK KARIR Li Tie (kanan) saat membela Everton di Stamford Bridge, London, 21 April 2002. Ia berusaha menghadang Eidur Gudjohnsen dari Chelsea.-ADRIAN DENNIS-AFP-

Tetapi, faktanya, sistem hukum di Tiongkok terbukti selalu ’’berhasil’’ memenjarakan para koruptor. Tingkat keberhasilannya—dihitung dari status tersangka hingga vonis bersalah—hampir 100 persen. Artinya, kalau seseorang menjadi tersangka korupsi, sudah pasti di pengujung kasus mereka akan dinyatakan bersalah.

Itu terbukti pula pada Li. Jumat, 13 Desember 2024, Li divonis 20 tahun penjara.

Kesalahannya menggunung. Selain memberi suap, ia juga menerima suap. Nilainya lebih dari USD 10 juta (sekitar Rp 160 miliar). Dan hingga kasus terbaru ini, Li adalah tokoh paling besar dalam sejarah sepak bola Tiongkok yang terkena kasus korupsi.

Betapa tidak, sebelum menjadi pelatih timnas, Li adalah pemain penting. Ia sudah bermain untuk timnas pada lebih dari 100 pertandingan. Namanya dikenal di Eropa saat menjadi pemain tengah Everton di Premier League.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: