Ketika Goresan Anak Istimewa Menjadi Gaya Fashion di SFT 2026

Ketika Goresan Anak Istimewa Menjadi Gaya Fashion di SFT 2026

Salah satu karya peserta Fashion Design Competition di Soerabaia Fashion Trend 2026. -Christian Mazmur-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Sabtu malam 19 Juli 2025, selasar lantai 3 Ciputra World Mall mendadak berubah jadi panggung catwalk. Lantunan musik lembut menggema, lampu-lampu sorot memantul di atas lantai marmer yang licin.

Lalu muncullah mereka: para model dengan langkah anggun, membawakan ragam busana unik dan tas-tas nyentrik yang mungkin belum pernah terbayang di benak banyak orang.

Ada gaun ungu dengan garis lengkung berpola abstrak, dipadukan totebag berbulu rumbai. Ada pula busana gaun biru dengan caping tinggi yang dibuat dari jalinan tali. Itulah Soerabaia Fashion Trend (SFT) 2026. Ajang tahunan ini kembali digelar oleh Pemkot Surabaya, kali ini berkolaborasi dengan komunitas kreatif anak muda: Vivamuda.

Empat hari lamanya, dari 17 hingga 20 Juli 2025, SFT berlangsung di Ciputra World. Tahun ini, ada sesuatu yang berbeda. Tema besar yang diangkat bukan lagi tentang lingkungan atau konservasi. Kali ini lebih dalam. Lebih manusiawi: Disability Empowerment.

BACA JUGA:Mood Outfit, Pilih Baju Sesuai Emosi Hari Ini

BACA JUGA:Dopamine Dressing dan 3 Hal yang Membuatnya Bisa Mengontrol Suasana Hati Anda


Dua model yang menggunakan desain dari Yunita Kosasih di SFT 2026. -Christian Mazmur-HARIAN DISWAY

Dan bukan hanya simbolik. Vivamuda menggandeng Rumah Anak Prestasi (RAP), sebuah rumah bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Surabaya. Mereka bukan hanya diajak menonton. Tapi benar-benar diberdayakan.

Hampir seratus gambar mereka kumpulkan. Gambar-gambar yang begitu tulus, dan emosional diubah menjadi pola desain. Lalu ditransformasikan menjadi karya fashion dalam kompetisi desain.

Semua mata pengunjung di sana tertuju pada panggung catwalk itu. Kekaguman terpancar saat berbagai desain busana yang dikenakan model lewat di depan mereka. Berbagai busana itu merupakan hasil dari peserta yang sudah melalui proses kurasi dari juri.

Ada puluhan peserta yang ikut serta. Dengan ketat mereka disaring hingga tersisa 16 finalis. Bahkan sebelum acara disaring lagi hingga 10 besar. Dan malam itu menjadi penentu dari siapa yang akan dinobatkan menjadi tiga pemenang.

BACA JUGA:10 Jenis Dress dan Kegunaannya

BACA JUGA:Tip Tampil Stylish Ala Laura Moane Tanpa Bikin Dompet Menjerit

Tapi spotlight malam itu tidak hanya jatuh pada para peserta. Ada juga karya desainer profesional yang terinspirasi dari gambar anak-anak RAP. Yunita Kosasih, Mega Ma, dan kolaborator tas Wiralagabae adalah tiga nama yang mendapat kehormatan untuk mengolah gambar-gambar itu menjadi koleksi siap tampil.

Yunita, yang mengangkat koleksi bertajuk Still I Shine, mengaku tak menyangka gambar-gambar polos itu bisa menginspirasinya. "Saya tidak berekspektasi tinggi.

Bahkan saat berproses mereka asik dengan dunianya sendiri dan tak disangka hasilnya luar biasa," ujarnya. Delapan busana yang ia tampilkan menjadi semacam perayaan—tentang batin yang bersinar, meski kerap tak terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: