Kaligawe Nyaris Tenggelam, BNPB Lakukan OMC Tambahan untuk Atasi Banjir Semarang
Cuaca ekstrem masih mengancam, genangan air di Kaligawe sulit surut meski hilir kering.--
BPBD Kota Semarang melaporkan bahwa hingga Selasa sore, sebanyak 39.405 jiwa dari 29.772 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di berbagai wilayah, dengan ketinggian air berkisar antara 15 hingga 60 sentimeter.
BACA JUGA:Menag Nasaruddin Umar Temui Penyintas Banjir Bali, Salurkan Bantuan Rp300 Juta

Kaligawe kembali terendam, warga dan pekerja industri berjuang melintasi genangan air setinggi hampir 1 meter.--
Beberapa titik genangan tercatat antara lain di Jalan Syuhada Tlogosari Kulon (20 cm), Jalan Sembungharjo Raya (40 cm), Jalan Gajah Raya (50 cm), Terowongan Universitas Semarang (50 cm), Jalan Muktiharjo Raya (40 cm), Jalan Dempel Baru (60 cm), Jalan Dongbiru (50–60 cm), dan Jalan Woltermonginsidi depan SPBU Tanggulangin (20 cm).
Endro menuturkan, pihaknya terus berupaya maksimal untuk meminimalkan dampak banjir di lapangan. Namun, ia mengakui bahwa cuaca ekstrem yang tidak menentu membuat situasi sulit diprediksi dan dikendalikan sepenuhnya.
Menanggapi hal tersebut, tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemantauan terhadap kondisi tersebut pada Rabu, 29 Oktober 2025.
BACA JUGA:Bali Banjir Lagi, Diterjang Berulang Bikin Warga Denpasar Trauma
Hingga Rabu pagi, 29 Oktober 2025, genangan masih terpantau di sepanjang Jalan Kaligawe Raya hingga wilayah Genuk. Ketinggian air di depan RSI Sultan Agung bahkan kembali naik hingga 90 sentimeter.
Sejumlah truk besar terlihat kesulitan melintasi jalur tersebut, sementara kendaraan kecil tidak dapat melewatinya sama sekali. Banyak pekerja di kawasan industri Kaligawe akhirnya menumpang truk yang melintas agar tetap bisa berangkat kerja.
Banjir masih menggenangi 15 kelurahan di tiga kecamatan, dengan total 22.669 jiwa terdampak dan 39 orang terpaksa mengungsi. Tercatat tiga warga meninggal dunia akibat kecelakaan air, sementara satu orang lainnya masih dalam proses pencarian.
BACA JUGA:Kurangi Potensi Bencana Alam di Jawa Timur, Penyemaian Awan Masih Dilakukan Sampai Januari
Untuk mempercepat penyusutan genangan, pompa-pompa milik BBWS, PPSDA, dan BNPB terus dioperasikan secara maksimal. Air yang menutupi kawasan tengah hingga utara kota disedot menuju dua kolam retensi sebelum dialirkan ke Laut Jawa.
Namun, debit air belum menunjukkan penurunan signifikan karena aliran dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin masih terus mengalir deras.
Meskipun wilayah hilir tidak lagi diguyur hujan, kondisi di bagian hulu justru masih tidak stabil. Berdasarkan pemantauan radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, awan konvektif berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terdeteksi di sejumlah titik.
Situasi ini membuat genangan di Kota Semarang sulit surut sepenuhnya. Selain itu, proyek pembangunan tol dan tanggul laut disebut turut memperlambat aliran air menuju Laut Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: