Unesa Inklusif! Tingkatkan Literasi Edupreneur Siswa Tunarungu di Gresik Lewat Damar Kurung

Unesa Inklusif! Tingkatkan Literasi Edupreneur Siswa Tunarungu di Gresik Lewat Damar Kurung

Unesa menjalankan program pengabdian masyarakat dengan pendampingan siswa berkebutuhan khusus di SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik, 31 Oktober 2025..-Abdullah-Unesa

GRESIK, HARIAN DISWAY - Di pendapa SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik, sekelompok siswa tunarungu duduk melingkar pada Jumat, 31 Oktober 2025. Tangan-tangan mereka lincah menyapukan krayon di atas kertas panel Damar Kurung. Mata mereka bersinar karena percaya bahwa karya mereka punya nilai dan punya tempat di dunia luar.

Inilah wajah semangat pendidikan inklusif di Gresik. Di balik kesibukan pembangunan dan hiruk-pikuk kota pesisir, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menanam benih harapan lewat program pengabdian masyarakat yang menyentuh langsung kehidupan siswa berkebutuhan khusus.

Di SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik, program itu tak sekadar mengajarkan cara menggambar.

Tim Unesa mengajak para siswa tunarungu, yang sering kali terpinggirkan dalam sistem pendidikan umum, untuk memahami budaya lewat Damar Kurung, mengasah insting wirausaha, dan mempercayai bahwa kreativitas mereka layak dijual.

Damar Kurung, seni lukis tradisional Gresik yang biasanya menghiasi rumah-rumah saat Ramadan, kini bertransformasi menjadi media pembelajaran yang hidup.

BACA JUGA:Debat Mandarin Tingkat Mahasiswa, Unesa Unggul Tipis atas LPI Al-Majidiyah Pamekasan Madura

BACA JUGA:Pakar Kebijakan Publik Unesa Soroti MBG, Antara Harapan dan Realita!

Di tangan siswa tunarungu, motif khas seperti burung merak, kapal, dan bunga kertas tak lagi sekadar ornamen. Mereka menjadi narasi visual yang bicara tentang identitas, harga diri, dan potensi ekonomi.

“Mereka punya kepekaan visual luar biasa,” kata ketua tim pengabdian dari Unesa, Fariq Shiddiq Tasaufy, Selasa, 11 November 2025.

“Kami tak hanya mengajari mereka melukis, tapi juga membaca nilai di balik karyanya: berapa harga wajar, bagaimana memasarkan, bahkan bagaimana bercerita tentang proses kreatif mereka lewat media sosial,” lanjut dosen Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Unesa tersebut.

Prosesnya tak sederhana. Tim Unesa merancang pendekatan holistik, dari literasi budaya hingga pelatihan kewirausahaan berbasis teknologi Lax Stamp (alat cetak Damar Kurung berbasis stempel lilin).


Anggota Tim Pengabdian Masyarakat Unesa Ika Anggun Camelia saat menyampaikan materi di i SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik.-Abdullah-Unesa

Para siswa diajak bereksperimen, memadukan motif tradisional Damar Kurung dengan desain kaos modern, lalu mengaplikasikan teknik cetak digital yang mudah mereka pahami melalui isyarat dan visual. Semua disusun dalam bahasa yang mereka kuasai: bahasa tubuh, warna, dan bentuk.

Bagi, Kepala SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik Dr. Dede Idawati, program ini datang pada waktu yang tepat. “Kami memang punya akses pasar karena sekolah ini berada di bawah naungan Dharmawanita Bhayangkari, tetapi selama ini kami belum punya produk yang bisa ditawarkan,” ujar Dede.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: