Profil Ribka Tjiptaning, Politikus PDIP yang Sebut Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat'

Profil Ribka Tjiptaning, Politikus PDIP yang  Sebut Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat'

Ribka Tjiptaning politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).--

BACA JUGA:DPR Terbelah Soal Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Bonnie Ajak Cermati Fakta Sejarah

Namanya mulai dikenal luas ketika menjabat sebagai ketua Komisi IX DPR RI pada periode 2009–2014, yang mengurusi bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan. 

Setelahnya, Ribka kembali terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2014–2019 dari daerah pemilihan Jawa Barat IV yang meliputi Kota dan Kabupaten Sukabumi. 

Dia kemudian melanjutkan kiprahnya di parlemen untuk periode 2019–2024, namun kemudian gagal mempertahankan kursinya pada Pemilu 2024.

Jejak Kontroversial

Sepanjang kariernya sebagai politikus, Ribka kerap menimbulkan polemik. Dia dilaporkan pernah dijatuhi sanksi oleh Badan Kehormatan DPR RI akibat dugaan pelanggaran etika, menyusul hilangnya Ayat (2) Pasal 113 yang mengatur zat adiktif (tembakau) dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan.

BACA JUGA:Bonnie Triyana Tolak Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Sebut Pahlawan Tak Boleh Memilki catatan Kelam Sejarah

BACA JUGA:Gus Mus Tolak Rencana Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Pada masa pandemi Covid-19, Ribka juga menolak vaksinasi dengan alasan kehati-hatian terhadap transparansi keamanan dan distribusi vaksin.

Selain dikenal sebagai politisi, Ribka juga menulis buku bertajuk “Aku Bangga Jadi Anak PKI”, yang menimbulkan perdebatan publik karena menyinggung isu sensitif mengenai sejarah politik Indonesia pada masa lalu.

Meski demikian, gaya bicara Ribka yang blak-blakan tampaknya tidak akan berubah. 

Laporan ini hanya menambah panjang daftar pernyataannya yang menimbulkan pro dan kontra, mempertegas reputasinya sebagai politisi yang tak gentar bersuara secara kritis meskipun kerap kali berujung menimbulkan polemik. (*)

*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: