Pengalaman Whani Darmawan menjadi Juri Akhir FFI 2025 Puspawarna Sinema Indonesia: Mengalami, Mengamati, Mengkritisi

Pengalaman Whani Darmawan menjadi Juri Akhir FFI 2025 Puspawarna Sinema Indonesia: Mengalami, Mengamati, Mengkritisi

DEWAN JURI AKHIR kategori film cerita panjang FFI 2025 dalam formasi lengkap. Whani Darmawan duduk diapit Titi Radjo Padmadja dan Nungki Kusumastuti (kanan).--Instagram/Whani Darmawan

BACA JUGA:Sinopsis Danyang Wingit Jumat Kliwon, Celine Evangelista Jadi Tumbal Dalang Sesat

BACA JUGA:Seram Abis! 5 Film Horor Indonesia yang Tayang November 2025, dari Ritual Mistis Hingga Horor Komedi

Keselarasan itu membuatnya tidak pilih-pilih. Lakon di layar lebar ia jalani, demikian pula dengan peran di panggung teater.

“Jika kita berkesenian, tidak harus ada yang dikorbankan. Semuanya maju, berselaras, saling menumbuhkan,” imbuh Whani. 

Aktor yang mencuri perhatian dalam perannya di film kontroversial Kucumbu Tubuh Indahku itu mengakui bahwa sinema Indonesia kini sudah banyak berkembang. “Ini menyenangkan dari sisi cratfmanship dan penumbuhan SDM,” ujarnya. 

Namun, di sisi lain, pesatnya produksi film tanah air yang cenderung ugal-ugalan juga menimbulkan kekhawatiran. “Jika orientasinya melulu bisnis, tentu ini tidak sehat untuk kerja seni dan produksi,” tegasnya.


ANUGERAH KEBUDAYAAN DIY 2025 diterima Whani Darmawan untuk kategori Upakarya Budaya pada Senin, 1 Desember 2025.--Whani Darmawan untuk Harian Disway

BACA JUGA:Film Seribu Bayang Purnama Tayang 3 Juli 2025, Suarakan Realitas Petani Indonesia

BACA JUGA:Bikin Bangga! Gadis Kretek Menang Besar di Asian Contents Awards & Global OTT Awards BIFF 2024

Karena itu, perlu ada edukasi terhadap organisasi. Administrasi dan estetika film juga perlu ditingkatkan, termasuk lewat komunitas sinema.

Sebagai seniman, Whani mengakui bahwa tidak semua karyanya bikin puas. Karena itu, ia terus menempa diri untuk memperbaiki yang kurang.

“Kalau bicara sosok dalam film, saya sangat ingin didapuk menjadi banci tua,” ujarnya lalu menyunggingkan senyum. Sekitar 25 tahun lalu, ia pernah menjadi sosok waria bernama Julini dalam lakon teater Bom Waktu yang naskahnya ditulis N Riantiarno.  

BACA JUGA:Oei Hiem Hwie, Penyelamat Bumi Manusia Berpulang di Usia 87 Tahun

BACA JUGA:Cara Membedah Naskah Drama untuk Ciptakan Pementasan Teater yang Otentik

Sebagai manusia biasa, Whani tak bisa menutupi luapan bangga dan bahagia di dadanya ketika karyanya dipuji, seperti saat menerima Anugerah Kebudayaan DIY 2025.

“Saya senang dan berterima kasih kerja saya diapresiasi hari ini (Senin, Red.). Anugerah ini menjadi penyemangat saya untuk terus bertumbuh dalam pembelajaran lebih lanjut,” tandasnya. (*)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: