Tidak Benar Kiai As’ad Mufaraqah dan Gus Dur Ganti Salam, Tanggapan atas Tulisan Dhimam Abror Djuraid

Tidak Benar Kiai As’ad Mufaraqah dan Gus Dur Ganti Salam, Tanggapan atas Tulisan Dhimam Abror Djuraid

ILUSTRASI Tidak Benar Kiai As’ad Mufaraqah dan Gus Dur Ganti Salam, Tanggapan atas Tulisan Dhimam Abror Djuraid.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Menjaga Marwah NU ala Gus Dur: Keberanian Moral di Atas Segala Kepentingan

BACA JUGA:Haul Gus Dur Ke-15: Budaya Moderasi

PBNU lalu mengutus KH Muhammad Yusuf Hasyim untuk tabayun (klarifikasi) kepada Kiai As’ad di Situbondo. Kiai Muhammad Yusuf Hasyim, selain tercatat sebagai pengurus PBNU, juga pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang.

Beliau tokoh vokal, kritis, dan sangat menjaga akurasi informasi. Beliau selalu membawa tape recorder untuk merekam pembicaraan penting. Saya masih ingat tape recorder milik beliau bermerek Sony.

Nah, pembicaraan dengan Kiai As’ad itu juga beliau rekam. Saat itu saya masih kelas III madrasah aliyah (setingkat SMA) di Pesantren Tebuireng. Namun, oleh para santri senior, saya selalu dilibatkan dalam pertemuan terbatas dengan Kiai Yusuf Hasyim. Terutama pembahasan NU, politik, dan Islam. Alasannya sederhana, karena saya suka menulis di media massa.

BACA JUGA:Mega Gus Dur

BACA JUGA:Biden, Gus Dur, dan Prabowo

Memang, saat kelas I madrasah aliyah, tulisan saya sudah dimuat di Jawa Pos. Maka, ketika Kiai Muhammad Yusuf Hasyim memanggil para santri senior ke ndalem kasepuhan untuk mendengarkan rekaman pembicaraan Kiai As’ad, saya dilibatkan.

Saat itulah saya mendengarkan suara Kiai As’ad Syamsul Arifin dari rekaman tape recorder milik Kiai Muhammad Yusuf Hasyim.

”Iya..ya…(saya tidak mufaraqah, Red),” dawuh Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Saya juga mendapat penjelasan dari KH Abdul Muchit Muzadi, tokoh NU. Kiai Muchit Muzadi adalah kakak kandung KH Abdul Hasyim Muzadi, ketua umum PBNU dua periode (1999–2004 dan 2005–2010). 

Kiai Muchith itulah yang mengetik naskah Kembali ke Khittah 26 yang dipidatokan KH Ahmad Shidiq yang kemudian terpilih sebagai rais aam PBNU dalam Muktamar Ke-27 NU di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo. Kiai Ahmad Shidiq kemudian berduet dengan Gus Dur yang terpilih sebagai ketua umum Tanfidziah PBNU.

Saat itu saya di kantor PWNU Jawa Timur, Jalan Darmo 96, Surabaya (kantor lama). Ngobrol bersama teman-teman sesama aktivis NU. Di situ juga ada Kiai Muchit Muzadi. Beliau kemudian bercerita tentang isu mufaraqah itu.

”Ketika muncul berita Kiai As’ad mufaraqah, saya sowan ke Kiai As’ad. Saya langsung masuk kamar pribadi beliau,” tutur Kiai Muchit Muzadi sembari mengatakan bahwa tak ada yang berani masuk ke kamar pribadi Kiai As’ad kecuali orang tertentu.

”Saya mengatakan, kalau Gus Dur keliru, kenapa tidak dipanggil saja. Lalu, dinasihati baik-baik, tidak bicara di koran,” kata Kiai Muchit Muzadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: