Vaksin Berhadiah Sepeda Motor dan Kulkas

Jumat 13-05-2022,00:58 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Doan Widhiandono

PAMEKASAN, DISWAY - Jumlah kasus konfirmasi Covid-19 Kabupaten Pamekasan nol selama sepekan terakhir. Otomatis, angka kematian juga nihil. Namun, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten berpenduduk 850 ribu jiwa itu masih nyantol di level 3.

 

Pamekasan jadi satu-satunya kabupaten dengan status PPKM level 3 di Jatim. Sedangkan kabupaten lain di Madura sudah turun ke level 2. 

 

“Vaksinasi kami masih belum sesuai target,” ujar Bupati Pamekasan Baddrut Tamam kepada Harian Disway kemarin (11/5). Tingkat vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 477.355 warga, setara 73,12 persen.

 

Nah, vaksinasi lengkap atau dosis kedua masih sangat rendah: 34,68 persen. Sedangkan vaksin booster baru 26.842. Hanya 4,11 persen. Kalah jauh dengan Surabaya yang sudah mencapai 860.426 atau setara 38,79 persen.

 

Untuk bisa turun level Pamekasan harus mendorong vaksinasi dosis kedua. Minimal 50 persen. Serta vaksin untuk penduduk lanjut usia (lansia) minimal 60 persen.

 

Baddrut harus memutar otak agar warganya mau divaksin. Salah satu caranya adalah mengadakan vaksin berhadiah sepeda motor, sepeda kayuh, kulkas, sepatu hasil UMKM setempat, hingga sembako. “Itu, satu desa satu sepeda motor,” ujar mantan anggota DPRD Jatim tersebut.

 

Pemkab juga memanfaatkan program vaksin berhadiah untuk mendorong produk UMKM di Pamekasan. Salah satunya sepatu. Pemkab membeli ribuan sepatu UMKM yang penjualannya lesu selama dua tahun pandemi.

 

Sekali dayung, dua pulau terlampaui. Satu kebijakan, menyelesaikan dua masalah. Cara itu mendapat sambutan positif dari warga dan pelaku UMKM. Diharapkan status PPKM Pamekasan bisa turun ke level dua bulan ini. “Tokoh masyarakat dan kiai terus kami libatkan,” kata politisi PKB itu.

 

Problem terbesar yang harus dihadapi adalah munculnya banyak informasi hoaks yang beredar di masyarakat. Yang terbaru adalah virus hepatitis akut yang mulai jadi perbincangan dunia muncul gara-gara vaksin Covid-19. WHO dan Kementerian Kesehatan sudah mengklarifikasi kabar tersebut. Akan tetap, ada saja yang masih percaya informasi tersebut.  “Enggak habis-habis hoaksnya. Makanya, forkopimda harus rajin turun untuk melawan disinformasi itu,” ujarnya. (Salman Muhiddin)

Tags :
Kategori :

Terkait