Daulat Gula

Minggu 22-08-2021,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

 

PEMERINTAH mulai serius dengan urusan kedaulatan pangan. Presiden Joko Widodo menegaskan prioritas di bidang itu saat pidato kemerdekaan pada 16 Agustus 2021.

Di lapangan, implementasinya mulai dijalankan. Seperti yang dilakukan PTPN Group. Holding BUMN perkebunan itu mendirikan perusahaan pabrik gula di hari kemerdekaan.

Namanya PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Itulah perusahaan beridentitas tunggal khusus produksi pemanis yang disukai semut tersebut. Yang dipisahkan dari bisnis perkebunan tebu. Biar lebih fokus.

Perusahaan baru itu dipegang Aris Toharisman. Sebelumnya direktur PTPN X. Ia nanti yang memimpin perusahaan dengan 43 pabrik gula milik BUMN di seluruh Indonesia sekarang.

Sedangkan PTPN yang selama ini memproduksi gula fokus untuk menanam tebu. Tidak perlu memikirkan produksi gulanya. Jadi, PTPN yang menyediakn bahan baku. PT SGN yang memproduksinya menjadi gula.

Ide itu sudah lama. Juga, sudah berkali-kali disampaikan Dirut Holding PTPN III Mohammad Gani. Yang dalam kepemimpinannya giat melakukan transformasi dan restrukturisasi perusahaan pelat merah itu.

Jokowi juga sudah lama gemas dengan urusan gula itu. Yang setiap tahun terjadi gejolak harga gula di masyarakat. Padahal, harganya sudah diatur pemerintah.

Tapi, hukum pasar yang terjadi di lapangan. Selalu terjadi lonjakan harga di saat pasokan terbatas. Yang produksi kita sendiri belum bisa memenuhi kebutuhan gula secara keseluruhan.

Apalagi, sudah puluhan tahun sejumlah pedagang gula menguasai bahan pokok itu. Yang dikenal dengan sebutan para Samurai. Para pedagang besar yang bisa mendikte harga gula di pasar.

PTPN gula belum mampu memasok keseluruhan. Rata-rata produksi nasional gula hanya lebih dari 2 juta ton. Pada 2020, produksi gula nasional baru 2,3 juta ton. Itu produksi dari total pabrik gula, baik milik BUMN maupun swasta.

Jumlah produksi tersebut jelas masih jauh panggang dari api kebutuhan gula nasional, yakni 7,1 juta ton. Itu menggambarkan bahwa untuk menuju kedaulatan pangan, khususnya gula, masih diperlukan kerja keras.

Sebagai gambaran, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, diperlukan pasokan dalam negeri 3,9 juta ton untuk memenuhi target swasembada. Nah, bagaimana bisa mencapai hal tersebut?

Itulah yang membuat PTPN holding melakukan transformasi bisnis. Dengan membentuk sugar co yang diberi nama PT SGN. Yang secara khusus berkonsentrasi menangani produksi gula dalam negeri.

Lewat langkah korporasi itu, seluruh pabrik gula di bawah pabrik gula akan di-spin off. Pemisahan bisnis dan sebagian kekayaan untuk entitas perusahaan baru. Jika dulu PTPN gula menangani hulu dan hilir, hilirnya yang akan dipisahkan.

Tags :
Kategori :

Terkait