Formula 1 terus berevolusi. Mencari jalan baru untuk memastikan masa depan mereka. Kemarin (24/8), mereka mengumumkan kategori penghargaan baru. Sponsornya pun entitas binis baru di ajang balap paling bergengsi tersebut.
Crypto.com Overtake Award. Dari namanya, jelas bahwa ini adalah penghargaan untuk pembalap paling banyak menyalip. Bisa saja bukan pembalap tercepat, namun ia adalah pembalap paling berani dan agresif.
Dari namanya pula, penghargaan itu jelas didedikasikan untuk Crypto.com. Itu adalah aplikasi jual-beli mata uang kripto. Mulai Bitcoin, Litecoin, Ethereum, maupun cryptocurrency lainnya.
Crypto.com adalah sponsor baru Formula 1. Sejak Juli lalu. Nilainya dikabarkan mencapai USD 100 juta (Rp sekitar 1,45 triliun) dengan durasi selama lima tahun.
Untuk deal dengan Crypto.com, F1 dibantu oleh Creative Artists Agency. Perusahaan yang dikenal dengan sebutan CAA itu adalah semacam manajemen artis papan atas di Amerika Serikat.
Pelibatan CAA dalam sejumlah proyek Formula 1 adalah salah satu indikasi betapa F1 mulai menggeser paradigma. Mereka ingin terlihat lebih nge-show. Gairah akan hal itu terlihat jelas sejak mereka diakuisisi oleh Liberty Media, perusahaan media dan hiburan asal Amerika Serikat, pada 2016.
”Crypto.com Overtake Award kami dedikasikan untuk mengagumi insting dan strategi pembalap dalam menyalip, di mana hal itu juga dibutuhkan dalam transaksi mata uang kripto,” kata Ben Pincus, direktur komersial F1.
Deal Crypto.com dengan Formula 1 diteken pada 17 Juli. Sehari sebelum Grand Prix Inggris di Silverstone. Di seri itu, kali pertama F1 menggunakan sprint race untuk menentukan posisi start. Format baru yang disponsori Crypto.com itu sukses besar. Memberikan pengalaman lebih kepada fans dan penonton di sirkuit, ada balapan di hari Sabtu.
Crypto.com Overtake Award akan dilengkapi dengan tampilan baru di tayangan televise. Ups, tayangan streaming lebih tepatnya. Tayangan langsung F1 saat ini memang banyak ditonton melalui streaming selain televisi.
Tampilan baru itu berupa grafis peluang menyalip. Juga aksi seperti apa yang mungkin dilakukan seorang pembalap.
Pole sitter atau pembalap yang dominan sehingga memimpin di depan, peluangnya untuk menang penghargaan ini sangat kecil. Sampai seri kesebelas, pembalap dengan aksi menyalip paling banyak adalah Sebastian Vettel (Aston Martin-Mercedes). Bukan Lewis Hamilton atau Max Verstappen yang kini bertarung sengit dalam perebutan gelar juara dunia.
Dulu, Formula 1 identik dengan rokok. Kini, banyak sponsor perusahaan minyak. Di masa depan, mungkin giliran perusahaan aplikasi crypto dan sejenis. (Nanang Prianto)