Serial Dimaz Muharri (8): Bertemu Muma

Jumat 27-08-2021,04:00 WIB
Editor : Gunawan Sutanto

Satu tim tahu bahwa Dimaz naksir Via. Dan mereka semua berpendapat, Dimaz tak mungkin bisa mendapatkan perempuan kelahiran 17 Januari 1985 itu. Tapi itu semua tidak menyurutkan semangat Dimaz untuk merebut Via dari Si Unpar.

Pada Libama Nasional 2006, Dimaz kembali bertemu Via. Kali ini seri pertama diadakan di Surabaya. Lagi-lagi Dimaz dicuekin. Tim mereka sama-sama lolos ke Final Four di Jakarta.  Perkenalan pun harus diulang. Karena hanya Dimaz yang merasa kenal Via. Sedangkan Via   seperti tak mengenal Dimaz.

"Waktu itu saya ajak kenalan lagi. Persis sama kayak 2005," kata Dimaz.

SELVIA Wetty pernah bekerja di Trans TV. (Footo: Dokumentasi Dimaz Muharri)

Setelah pulang ke Medan, Dimaz mulai jarang mengirim SMS. Bukannya sudah tak suka, tetapi Dimaz sudah mulai berusaha menerima kenyataan bahwa Via menjadi milik Si Unpar.

Rupanya takdir berkata lain. Suatu ketika, SMS Dimaz direspons cepat oleh Via. Tumben. Biasanya bisa berhari-hari baru dibalas. Dimaz kirim SMS lagi, dibalas cepat lagi. Sudah fast respons. Dimaz makin bersemangat. Rupanya, Via sudah tidak bersama si Unpar lagi.

Saat itu Dimaz memakai nomor Telkomsel. Tapi, karena Via pakai XL, Dimaz pun membeli nomor XL. Ketika tahu Via juga pakai nomor CDMA, Dimaz juga beli HP CDMA. Bagi yang belum tahu CDMA, itu singkatan dari code-division multiple access. Dulu yang operatornya antara lain Telkom Flexi, Esia, dan Fren.

"Waktu itu, XL ada layanan telepon gratis sesama XL mulai jam 12 malam hingga jam 6 pagi," kata Dimaz. Sejak itu, setiap tengah malam, Dimaz punya rutinitas baru, Menelepon Via hingga Subuh. Begitu terus setiap hari. Mereka makin akrab. Tapi belum jadian. Belum tercipta panggilan sayang, Pupa dan Muma. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait