Dokter setuju tidak meneruskan operasi. "Tidak apa-apa bengkok sedikit. Laki-laki," kata dokter itu enteng. Akhirnya, sampai sekarang, kalau diperhatikan, terlihat ada yang tidak persisi di hidung Dimaz.
Setelah itu, Dimaz sempat trauma saat melakukan steal. Ia pernah mengalami cedera saat tampil di Solo. Saat itu ia terjatuh saat melakukan layup. Dagunya sampai berdarah. Tapi itu dianggapnya biasa. Tapi cedera hidung di Bandung itu membekas sekali bagi Dimaz.
Meski begitu, Dimaz tidak menyalahkan Xaverius. Menurutnya, itu bagian dari risiko melakukan steal. Ia tidak tahu, saat itu Xaverius sengaja atau tidak. "Sebagai pemain yang melakukan steal, saya harus menerima risiko benturan seperti itu," kata Dimaz.
Patah hidung itu membuat Dimaz harus menjadi penonton untuk bebera waktu. Yang pasti ia tidak bisa tampil menyelesaikan semua pertandingan di seri Bandung. Baru di seri berikutnya, Dimaz bisa turun. Ia menjadi lebih berhati-hari melakukan steal.
Dua kali Dimaz membela CLS di IBL. Sebelum akhirnya pada 2010, kompetisinya berubah menjadi NBL Indonesia yang dikelola oleh DBL. Perbasi menunjuk DBL karena dinilai sukses menyelenggarakan kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia. Dari Aceh hingga Papua. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)