AN SD-SMP Terkendala Server Lemot

Minggu 05-09-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

ASESMEN nasional (AN) digelar bulan depan. Segala persiapan dikejar. Mulai materi siswa hingga persiapan komputer. Namun, Dinas Pendidikan Kota Surabaya masih punya PR. Sebab, masih ada kendala teknis saat dilakukan simulasi pada pekan lalu.

Opsi pelaksanaan AN hanya ada dua. Yaitu, sistem online dan semidaring. Untuk sistem online, berarti sekolah harus bergabung dengan server Kemendikbud. Sedangkan sistem semidaring, berarti sekolah diwajibkan membuat server sendiri. Lalu, mengunduh soal ujian untuk disebarkan ke seluruh peserta.

Otomatis, keduanya wajib memakai koneksi internet. Nah, kendala itu sangat vital: server komputer lemot. Sebab, seluruh sekolah se-Indonesia mengakses simulasi AN tersebut secara bersamaan. ”Sudah disimulasikan minggu lalu, servernya banyak yang lemot. Sudah kami laporkan,” ujar Plt Kabid SMP Dispendik Surabaya Tri Aji Nugroho.

Menurutnya, sistem daring merupakan opsi terbaik. Ia bakal mengusahakan agar sekolah bisa mengubah dari online ke semidaring. Namun, tantangannya, sekolah harus membuat server sendiri.

Sebetulnya, AN dicetuskan Kemendikbud pada tahun lalu. Dijadikan sebagai pengganti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Lalu, apa bedanya? Nilai AN tidak dijadikan syarat kelulusan. Namun, hanya dijadikan alat pengukur kualitas sekolah. Pesertanya hanya siswa kelas V, VIII, dan XI.

Aji mengatakan, awalnya AN dilaksanakan pada Februari lalu. Namun, akhirnya ditunda karena banyak sekolah yang belum siap dan kasus Covid-19 meningkat. Rencananya dilaksanakan Februari 2022. Itu pun juga kalau kasus Covid-19 tidak naik lagi.

”Kalau merujuk prosedurnya begitu. Harapannya bisa segera terlaksana. Semoga kasus Covid-19 tidak naik lagi saja,” ungkapnya. Selain itu, jenjang sekolah dasar (SD) memiliki problem serupa. Server milik pusat lemot. Proses simulasi pun juga terhambat.

Kabid SD Dispendik Surabaya M. Aries Hilmi mengatakan, sekolah sudah mengantongi nama siswa yang mengikuti AN. Semua peserta ditentukan pusat. Sekolah tidak bisa ikut campur dalam penentuannya. Ada tiga aspek yang akan diuji. Yakni, numerasi, literasi, dan survei sekolah.

”Sekolah hanya bisa menyiapkan materi untuk seluruh siswa,” jelasnya. Pada pelaksanaan simulasi, Aries pun baru tahu bahwa seluruh soal sudah disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Misalnya, apabila siswa bisa menjawab benar soal nomor 1–5, level soalnya akan ditingkatkan. Namun, apabila jawabannya salah, level soalnya menjadi mudah. Menurutnya, itu merupakan metode baru.

”Itu kalau saya lihat dengan  membandingkan dengan pakem soal UNBK. Jadi, AN ini memang hanya untuk mengukur kemampuan sekolah dalam memberikan pendidikan,” tegasnya.

 

Gonjang-ganjing PTM SMA

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang SMA/SMK/SLB pun belum bisa dikatakan mulus. Sebab, tidak semua wali murid mengizinkan anaknya belajar di sekolah. Karena otu, PTM juga tetap memberikan opsi secara hybrid learning.

Artinya, siswa tetap bisa menyimak pelajaran di kelas dari rumahnya secara virtual. Alasannya, setiap wali murid yang ragu masih bisa memiliki opsi untuk keberlangsungan pendidikan anak-anaknya. Dengan demikian, pembelajaran pun berlangsung merata.

Tags :
Kategori :

Terkait