PROGRAM Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Mendikbudristek Nadiem Makarim mulai dijalankan sejumlah perguruan tinggi. Dua kampus swasta di Surabaya Universitas Narotama (UN) dan Universitas Hayam Wuruk (UHW) memulainya semester ini.
Proggram MBKM membuka peluang mahasiswa magang selama 1-2 semester. Untuk itulah, dua perguruan tinggi swasta (PTS) di Surabaya itu menggandeng Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jatim. ”Harapannya agar mahasiswa kami lebih mudah mendapatkan tempat magang,” ujar Rektor Universitas Narotama Sri Wiwoho Mudjanarko.
UN juga telah mendapat dana hibah MBKM dari pemerintah sebesar Rp 350 juta. Dana itu akan digunakan untuk keperluan kurikulum. Serta membangun web baru yang bisa menginformasikan lowongan magang. ”MBKM pasti akan berdampak. Kita akan lihat ke depannya seperti apa,” katanya.
Menurut Sri Wiwoho, dengan MBKM mahasiswa memiliki kesempatan pembelajaran di luar kampus. Selain itu, membuka peluang untuk mahasiswa untuk mencoba dunia kerja dengan durasi magang 1-2 semester. Sedangkan keuntungan untuk dunia industri, bisa mendapatkan pekerja magang dengan upah terjangkau. ”Sebenarnya ada hubungan mutualisme antara kampus dan industri. Mahasiswa setelah lulus juga sudah punya pengalaman kerja,” ujar alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.
PTS lain yang siap melaksanakan MBKM adalah Universitas Hayam Wuruk Perbanas, Surabaya. Rektor Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya Yudi Sutarso mengatakan, program magang MBKM mulai dilaksanakan semester ini. Sebenarnya Perbanas sudah lebih dulu mewajibkan magang untuk mahasiswanya. Tapi durasi magang hanya 2-3 bulan. Tapi dengan adanya MBKM ini, magang bisa dilaksanakan sampai 6 bulan.
Yudi tidak terlalu khawatir dalam mencari tempat magang untuk mahasiswanya. ”Kami juga MoU dengan Forkas Jatim. Sama seperti Narotama. Sehingga mahasiswa kami bisa mudah mendapatkan tempat magang,” ungkapnya.
Ketua Forkas Jatim Eddy Widjanarko mengatakan, MBKM memberikan kesempatan mahasiswa untuk bekerja. Ia menjelaskan sebagian perusahaan bisa memberikan bayaran untuk peserta magang. Tapi kebijakan itu disesuaikan dengan masing-masing perusahaan.
Apakah MBKM bakal membantu dunia industri? Menurut Eddy tidak terlalu membantu. Sebab pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih untuk membayar peserta magang. ”Jadi saya rasa lebih banyak sosialnya sih,” katanya.
Di sisi lain, MBKM juga membuka peluang pengusaha untuk merekrut karyawan baru. Ketika magang, peserta akan dinilai kinerjanya. ”Bila perusahaan cocok dengan peserta magang bisa direkrut perusahaan,” katanya. (Andre Bakhtiar)