Dudung: ”Karena beliau yang membuat, itu pun pribadi, bukan secara kedinasan, maka dipersilakan Pak, saya bilang. Kalau kemudian nanti institusi akan buat lagi, saya rasa tidak akan masalah. Saya persilakan untuk diambil dan dilaksanakan saat itu juga.”
Tuntas sudah. Tak ada masalah. Tidak terbukti adanya ”jurang kehancuran” seperti dikatakan Gatot.
Merujuk webinar Penggalian Fosil Komunisme untuk Kepentingan Politik, bisa saja ditafsirkan, bahwa: Lontaran isu Gatot itu untuk kepentingan politik. Boleh saja. Namanya juga pendapat.
Tapi, apa buktinya? Jawabnya, mustahil dibuktikan. Yang tahu hanya nurani Gatot dan Allah SWT.
Kalau Anda tak percaya, tengoklah hasil riset Media Survei Nasional (Median) yang dipublikasi di konferensi pers daring Kamis (30/9). ”Jumlah yang percaya terhadap isu kebangkitan komunis di Indonesia sekitar 46,4 persen,” kata periset Median Rico Marbun di situ.
Survei Median dilakukan 19–26 Agustus 2021. Jumlah responden 1.000, berusia 17 ke atas. Face-to-face interview. Teknik multistage random sampling. Proporsional atas populasi provinsi dan jenis kelamin.
Margin of error sekitar minus 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Perincian hasil: 17,9 persen sangat percaya; 28,5 persen percaya; dan 31,5 persen tidak percaya. Lalu, 13,5 persen sangat tidak percaya dan 8,6 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Responden yang percaya (46,4 persen) punya alasan. Terbagi dalam 10 kategori, dengan urutan persentase demikian:
1). Curiga banyaknya tenaga kerja asing (TKA) China di Indonesia dengan persentase 12,3 persen.
2). Percaya isu kebangkitan komunisme di Indonesia karena banyak ulama yang ditangkap (12 persen).
3). Indonesia sekarang bergantung pada vaksin korona produksi China (11,8 persen).
4). China sangat ingin mencaplok kawasan di perairan Natuna (9,4 persen).
5). China menguasai perekonomian di Indonesia ada 9 persen.
6). Sejarah tentang PKI, baik di buku pelajaran sekolah maupun film, terkesan dikaburkan atau tidak jelas (6,6 persen).
7). Banyaknya serangan yang ditujukan ke penceramah agama akhir-akhir ini (5,4 persen).