Vinyl ’Django’ berisi karya kolaborasi Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih. (Saiman Andi untuk Harian Disway)
Sebenarnya benda koleksinya ada banyak. Ia turut menyimpan korek api kayu, poster film, majalah, koran, sampai bungkus jamu. Pokoknya yang ada unsur sang Raja Dangdut. Semua didapatkannya saat berburu benda koleksi utama, yaitu piringan hitam dan kaset.
Ada poster film Jaka Swara (1990). Rhoma Irama jadi bintang utama sekaligus pengisi soundtrack. Majalah ada 150-an. Salah satunya adalah Tempo edisi 1984 dengan tajuk Irama Rhoma Irama.
”Waktu itu Rhoma jadi sampul. Ada foto-foto dokumentasi asli tim Bang Haji. Rata-rata foto yang diambil di sela syuting film sama aktivitas keseharian,” tuturnya.
Mayoritas barang yang dikumpulkan Andi usianya sudah 20-30 tahun. Memang di era itu Rhoma populer luar biasa. Ia tampil hampir di semua media di tanah air. Menjadi aktor di film layar lebar, bintang iklan di bermacam produk, serta sangat sering manggung menghibur masyarakat.
Pada masa itu, para produser gencar-gencarnya membuat banyak sekali merchandise dengan menampilkan sosok Rhoma. Karena memang terbukti dapat menarik massa. Sebagian dari mereka sampai menasbihkan diri sebagai penggemar fanatik.
Demi mengoleksi, Andi enggak peduli meskipun tak berlebih uang. Ia percaya diri meskipun hanya penjual buah di Pasar Tanjung Sari. Kesehariannya yang sederhana tak menyurutkan semangat dalam memburu aksesori sosok yang diidolakan.
Yang pasti ia begitu menyayangi benda-benda tersebut. Sampai-sampai pernah dicap pelit karena tidak berkenan meminjamkan ke orang lain. Terutama untuk barang yang sulit sekali didapatkan. Itu dilakukan sebagai bentuk perlindungan. Sekaligus menjaga keawetan.
”Seru sekali berburu semua tentang Bang Haji. Rasanya kalau sudah mendapatkan yang kita mau tuh luar biasa sekali senangnya. Tapi, harus siap gigit jari semisal belum menemukan benda menarik. Sering saya sudah berkeliling Surabaya-Sidoarjo tapi pulang dengan tangan hampa. Padahal sudah rela menerjang hujan lebat,” kenangnya.
Momen nyesek lainnya terjadi dalam suatu kunjungan ke Jakarta. Andi tetiba menemukan piringan hitam yang sulit sekali didapatkan. Belum ada di daftar koleksi. Namun, harganya mahal sekali. ”Duh, rasanya sedih sekali. Sampai sekarang belum kebeli barang itu. Belum rezeki mungkin,” tuturnya.
Semua barang yang dikumpulkan itu disimpan dengan rapi di kediamannya. Diletakkan di rak khusus. Sesekali dicek satu per satu kondisinya supaya tetap bisa dioperasikan seperti sedia kala. Berbagai tawaran pun ditolaknya meski sudah diimingi harga lumayan tinggi.
Kegigihan tersebut dipegang teguh karena ia bercita-cita untuk menghibahkan benda kesayangannya kepada Rhoma Irama. Terlebih setelah Rhoma mengutarakan niat untuk membangun sebuah museum perjalanan kareirnya di ranah hiburan tanah air. Mempertahankan kondisi sekaligus sebagai perangkat informasi bagi generasi muda mendatang.
”Benda-benda ini adalah bukti bahwa di masa lampau ada seorang superstar bernama Rhoma Irama. Ia artis legenda. Ya menyanyi, main film, dan kiai. Generasi mendatang dapat melihat capaian tersebut lewat benda-benda yang saya simpan ini. Untuk dijadikan referensi,” pungkasnya. (Ajib Syahrian)