Pada 11 Juli 1995, Kelkal terlibat dalam pembunuhan Imam Sahraoui di masjidnya di Paris. Sahraoui dianggap terlalu moderat oleh GIA. Kelkal buron.
Pada 15 Juli 1995 Kelkal baku tembak dengan polisi Prancis di sebuah pos pemeriksaan. Kelkal lolos dari penangkapan.
Pada 26 Agustus 1995 sebuah botol gas dilengkapi sistem peledakan ditemukan di jalur kereta api TGV Paris-Lyon, dekat Cailloux-Sur-Fontaines (Rhone). Bom belum sempat meledak. Sidik jari Kelkal ada di situ.
Pada 29 September 1995 polisi mengidentifikasi Kelkal berada di hutan Malval, dekat Lyon. Dugaan polisi ternyata benar. Kelkal berada di sebuah tempat bernama La Maison Blanche di kawasan hutan itu.
Terjadi baku tembak polisi versus Kelkal yang terkepung. Kelkal tewas dalam lima menit penyergapan.
Maka, deradikalisasi Basri suatu prestasi. Meskipun, ia menyerah ke polisi 14 September 2016. Yang menandakan, ia sudah merasa bahwa terorisme adalah tindakan salah sejak lima tahun lalu.
Persoalan berikutnya, ajakan Basri agar teroris Poso menyerah, apakah terwujud?
Ajakan itu sangat mungkin didengar empat orang yang kini sembunyi di pegunungan Poso. Sebab, saat Ali Kalora tewas dalam baku tembak melawan Satgas Madago, ditemukan ponsel. Berarti, mereka punya akses informasi.
Apakah mereka bakal menyerah? Kita tunggu saja. (*)