Berkolaborasi untuk membuat produk gabungan yang dipasarkan di sini. ”Regulasi bisa disesuaikan, kok. Koneksi dengan Indonesia sudah sangat baik sehingga mereka terbuka dengan berbagai diskusi,” imbuhnya.
Lely Mairani, Direktur PT TAL sekaligus diaspora Indonesia di Ethiopia dan memiliki pabrik pakaian di Ethiopia telah menjual produknya ke sebagian Afrika bahkan sampai ke Amerika Serikat. Benua Afrika menjanjikan untuk didalami. Terlebih dirinya sudah dekat dengan perwakilan pemerintah sehingga ada aksesnya dalam memasarkan produk.
”FYI saja, ada lebih banyak hari raya di Ethiopia daripada Indonesia. Mereka biasanya merayakannya dengan memakai pakaian baru. Dan karena hari besar, jadi mereka butuh outfit yang layak,” sebut Lely.
Masyarakat Afrika sangat menggandrungi batik. Tapi hampir 90 persen masih menggunakan teknik printing. Berbeda dengan batik di Pulau Jawa yang memiliki batik tulis dengan nilai seni dan budaya sangat tinggi.
Selian menyukai warna terang, ciri utamanya adalah banyaknya motif pada selembar kain. Pakem tersebut berbeda dengan batik tulis lokal yang biasanya menerapkan satu tema. ”Apalagi yang punya bentuk mirip dengan pakaian sopan. Mudah sekali menarik perhatian,” paparnya.
Sementara narasumber lainnya Presiden Indonesian Diaspora Business Council Fify Manan yang telah berkecimpung di ranah industri lintas negara selama berpuluh tahun membagikan sejumlah saran bagi pengusaha Indonesia yang ingin menjual produknya ke luar negeri. (Ajib Syahrian)
- Menentukan pasar di negara tujuan. Termasuk merek di antara merek lokal maupun internasional yang lebih dulu hadir.
- Dua cara penjualan. Langsung atau menghubungi agen. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan.
- Menjaga properti intelektual dengan menghubungi lembaga perlindungan hak cipta. Ini membantu bila terjadi miskomunikasi baik dengan pesaing maupun pembeli terkait kemiripan produk yang tidak disengaja.
- Mempelajari teknik pemasaran setempat. Setiap negara punya perilaku pasar masing-masing.
- Mengikuti pameran atau event yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat.
- Meninggikan nilai merek. Bisa dengan terobosan seperti iklan yang menarik atau kemasan berbeda dari versi sebelumnya.
- Perhitungan biaya logistik sebagai pertimbangan penentuan harga jual barang. Selalu melihat biaya impor, pajak, dan komponen lain.
- Mendaftarkan produk ke lembaga sertifikat seperti ISO atau SNI.
- Konsumen di mana pun suka dengan fasilitas garansi. Memberikannya kepada pasar yang baru dapat meningkatkan awareness. (*)