Bobby Nasution si Raja Tega

Rabu 06-10-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

Kelima, terbaru, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Medan, Armansyah Lubis, dicopot, Senin (4/10/2021). Karena meminta jatah dana CSR (Corporate Social Responsibility) alias dana hibah wajib bagi perusahaan.

Kepala Badan Kepegawaian Kota Medan, Zain Noval, konfirmasi wartawan, Senin (4/10/2021) mengatakan: "Iya benar. Yang bersangkutan (Armansyah) dicopot, dipindahkan menjadi Kabid di Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan."

Berarti, Armansyah turun jabatan dari Kadis jadi Kabid. Yang otomatis turun gaji dan tunjuangan. Juga catatan kinerja buruk.

Posisi Armansyah Lubis sebagai Kadis LH Kota Medan digantikan Zulfansyah, yang sebelumnya Kadis Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan. Pencopotan Armansyah disebut sesuai dari rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Bobby: "Saya sudah tegur yang bersangkutan. Nggak ada yang seperti itu."

Tidak banyak pejabat publik Indonesia yang jadi Si Raja Tega seperti Bobby. Dulu, ada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mencopot lebih dari 1.000 pejabat di lingkungan Pemprov DKI. Melelang jabatan camat dan lurah.

Kini, Ahok jadi Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Pertamina. Tidak bisa mencopot atau memecat pegawai, sebab fungsi komisaris adalah pengawasan.

Ada, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang memecat aparat pejabat Dinas Perhubungan di Jembatan Timbang. Ketika Ganjar sidak, ia menemukan ada pungli. Sopir truk bermuatan melebihi tonase menyogok petugas Jembatan Timbang. Petugasnya langsung dipecat Ganjar.

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, ketika jadi Wali Kota Surabaya, juga terkenal sebagai Raja Tega.

Semua Raja Tega tidak disukai mayoritas pegawai Indonesia, baik negeri maupun swasta. Karena, mereka mencegah korupsi.

Sedangkan, korupsi sudah jadi penghasilan sehari-hari mayoritas pegawai. Berarti, Raja Tega mengurangi (bahkan menghilangkan) penghasilan koruptor. Sehingga pasti dimusuhi.

Jangankan memecat pegawai korup (yang pasti melawan), memecat pegawai in-disipliner atau kinerja buruk, pun sulit. Bukan hanya di Indonesia, tapi universal.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, ada pengacara khusus tukang pecat pegawai negeri atau swasta. Raja Tega Profesional. Namanya, Gregory S. Glickman. Berkantor di Gedung Exchange Place, New York. Jadi, kalau ada bos atau pejabat mau memecat bawahan, bisa menyewa jasanya.

Dikutip dari jurnal ilmiah Harvard Business Review, 3 Februari 2016, Glickman membagikan sedikit teknik memecat pegawai secara face to face. Begini: “Pesan (kata-kata) harus langsung dan lugas,” katanya.

Glickman: "Jangan pernah ungkapkan alasan di balik keputusan itu. Katakan, bahwa, alasan pemecatan ada di file HRD yang nantinya akan diberikan. Karena, mengungkapkan alasan, bisa memicu perdebatan, bahkan perkelahian. Juga, bakal jadi rumor negatif di kantor. Karena bakal disebarkan dengan dibumbui hal yang tidak benar.

Glickman mencontohkan ucapan Raja Tega kepada pegawai yang dipecat, begini:

Tags :
Kategori :

Terkait