Khofifah Uber Vaksinasi di Bangkalan

Jumat 08-10-2021,04:00 WIB
Editor : Tomy C. Gutomo

GUBERNUR Jatim Khofifah Indar Parawansa fokus pada percepatan vaksinasi di Bangkalan. Sampai kemarin capaian vaksinasi mereka masih 24,42 persen. Gara-gara Bangkalan, wilayah Aglomerasi Gresik, Bangkalan Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertasusila) terkena imbasnya.

Wilayah aglomerasi itu masih bertengger di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Saat ini, capaian vaksin dosis pertama di lima wilayah tersebut sudah di atas 50 persen (lihat grafis). Bahkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto pun capaian dosis pertama di atas 100 persen.

”Bangkalan harus diperkuat,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau vaksinasi di Terminal 1 Bandara Juanda, kemarin (7/10). Capaian dosis pertama Kabupaten Bangkalan masih terpaut jauh dengan lima wilayah lain.

Pemprov Jatim menggandeng TNI dan Polri untuk percepatan vaksinasi di Bangkalan. Sementara itu daerah lain diminta tetap fokus menyelesaikan dosis kedua. ”Lansia di wilayah aglomerasi juga masih banyak yang belum tervaksin. Ini harus cepat juga,” lanjutnya.

Untuk turun level 2, vaksin lansia harus mencapai 40 persen. Pemda setempat diminta aktif mendatangi lokasi perkampungan untuk menyuntik vaksin ke lansia. Banyak di antara mereka belum tervaksin karena sakit atau tidak bisa bepergian.

Hari ini, 15 mobil vaksin diluncurkan ke Bangkalan. Ditujukan pada desa yang capaian vaksinasinya sangat rendah. ”Kemarin sudah kami rapatkan. Prinsipnya, akan kita geruduk bareng-bareng besok (hari ini, Red),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Erwin Astha Triyono kemarin.

Ia menegaskan bahwa stok vaksin di Jatim masih sangat memadai. Bangkalan akan mendapat jatah 15-20 ribu dosis per hari.  Angkanya bisa ditingkatkan jika tenaga kesehatan mampu melakukannya dengan cepat.

Mantan Dokter Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) itu menargetkan vaksinasi tahap pertama bisa mencapai 50 persen dalam dua pekan. “Stok vaksin kita gak ada masalah,” jelasnya.

Kendati begitu, ia menyadari pelaksanaan vaksinasi di Bangkalan atau wilayah Madura lainnya tidak mudah. Salah satunya, perspektif masyarakat terhadap vaksin banyak yang keliru. Alias termakan hoaks.

Menurut Erwin, edukasi harus gencar dilakukan melalui perangkat desa hingga puskesmas. Masyarakat harus tahu efek vaksin terhadap penanganan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.

”Itu menjadi bagian dari dinamika. Tidak apa-apa. Kita bersama TNI-Polri akan membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin. Semoga semuanya bisa cepat sadar,” katanya.

 

Erwin mengatakan capaian vaksinasi yang disyaratkan pemerintah pusat sudah sangat tepat.  Terutama bagi wilayah aglomerasi. Penekanannya bukan lagi pada kepentingan satu wilayah saja. Semua harus saling membantu agar tidak ada ketimpangan.

Misalnya, Surabaya sudah mencapai dosis pertama 100 persen. Tapi wilayah sekitarnya masih ada yang sekitar 20 persen. Maka itu akan jadi ancaman. “Surabaya baru aman ketika wilayah sekitarnya juga sudah aman. Ini bagian dari tanggung jawab bersama,” tandasnya.

Ketua Satgas Covid Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Surabaya Matlilla siap dikirim ke Madura. Namun, hingga kemarin masih belum ada perintah dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. “Yang Sidoarjo kemarin satu tim bisa menyuntik 300 sampai 500 orang,” kata pria asal Sumenep, Madura itu.

Tags :
Kategori :

Terkait