Barter Komodo KBS dan Gorila Ragunan

Senin 18-10-2021,04:00 WIB
Editor : Tomy C. Gutomo

KEBUN Binatang Surabaya (KBS) tidak pernah menukar satwanya dengan lembaga konservasi lain sejak dikelola pemkot tujuh tahun silam. SK konservasi yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) gugur setelah digugat pengelola lama.

Gugatan itu menyita tenaga dan waktu. Kasusnya bahkan sampai ke Mahkamah Agung. Penggugat menang di tingkat kasasi. KLHK yang menerbitkan SK tersebut mengajukan peninjauan kembali tapi tetap kalah.

Pemkot tidak kalah akal. Mereka mengajukan SK yang baru pada 2018. Persyaratannya dikumpulkan pada Juni tahun itu. Setahun kemudian, KBS sudah punya SK baru. Sudah banyak yang mengajukan tukar menukar hewan. Namun sampai sekarang belum ada satu pun yang sukses.

Taman Margasatwa Ragunan milik Pemprov DKI Jakarta kini mengajukan kerja sama. Mereka butuh Komodo. KBS punya banyak.

SI KIMBO, gorila milik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. (Foto  TWITTER @RagunanZoo)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria datang memantau kondisi  Kebun Binatang Surabaya Jumat (15/10). Ia didampingi Dirut KBS Chairul Anwar berkeliling. ”Salah satu wujud kerja samanya memang saling tukar menukar satwa,” ujar Chairul kemarin (17/10).

Banyak lembaga konservasi yang belum punya Komodo. Spesies kadal terbesar dunia itu ternyata nyaman tinggal di KBS. Mereka bisa berkembang biak hingga populasinya mencapai 107 ekor.

Union for Conservation of Nature. (IUCN) melabeli komodo dengan status endangered species atau sangat terancam punah. Hanya ada 3.458 komodo di habitatnya. Yang siap kawin atau dewasa hanya 1.383 ekor.

Saat komodo terancam di habitat asalnya, KBS justru mampu membiakkan satwa yang hidup di Pulau Komodo, Rinca, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Dalam dunia konservasi nilai tukar komodo sangat tinggi. Bisa ditukar dengan Panda yang menjadi ikon Tiongkok, misalnya. Atau bisa dapat Jerapah Afrika. ”Kami nyari jerapah betina karena di KBS cuma ada satu jantan,” ujar mantan dirut PDAM Pasuruan itu.

Moritz, jerapah jantan KBS sudah lama menjomblo. Selain itu Zebra dan Wildebeest yang ada di kandang zona Afrika juga belum memiliki pasangan. KBS sedang mencari jodoh untuk mereka agar hak berkembang biak mereka terpenuhi.

Chairul mengatakan KBS juga punya kandang Gorila. Makua namanya. Sempat ramai di tahun 1978. Orang-orang memanggilnya King Kong. Sebab kedatangannya berbarengan dengan pemutaran film King Kong.

KBS membangun kandang khusus untuk menampung pemberian Kebung Binatang Rotterdam itu. Kandang tidak boleh dibongkar karena menjadi satu dari tiga bangunan cagar budaya di dalam KBS.

”Ragunan punya tiga gorila. Kami ingin tukar satu,” ujar Dirut KBS sejak 2016 itu. Jenis dan jumlah satwa yang ditukar masih terus dibicarakan dengan pihak Ragunan.

Tingginya populasi komodo, memang menguntungkan KBS. Saking banyaknya, KBS tidak menetaskan telur komodo setiap tahun. ”Tahun ini belum. Terakhir Maret 2019,” ujar Humas KBS Agus Supangat.

Dua tahun lalu KBS berhasil menetaskan 74 anakan komodo. Tak semuanya bisa bertahan sampai dewasa.

Tags :
Kategori :

Terkait