Nama Wang Yaping kian melejit setelah dipilih menjadi taikonot pesawat ruang angkasa Shenzou-13. Dialah adalah taikonot wanita pertama yang bertugas di Modul Tianhe, bagian utama Tiangong, stasiun luar angkasa gres milik Tiongkok.
WANG Yaping, perempuan 41 tahun itu tiba di luar angkasa bersama dua kru pria lainnya, Sabtu (16/10). Mereka adalah Zhai Zhigang, dan Ye Guangfu. Mereka akan tinggal selama setengah tahun di sana. Enam bulan.
Petualangan itu membuat taikonot asal Provinsi Shandong, kawasan timur Tiongkok, tersebut harus meninggalkan putrinya yang baru berumur lima tahun. ’’Aku berjanji akan mengumpulkan bintang untuknya. Dan dia ingin membagi bintang-bintang itu dengan teman-teman sekelasnya,’’ kata Wang seperti dikutip CGTN lalu tertawa.
Selama dua tahun terakhir ini, Wang sudah melahap lebih dari 6 ribu pelatihan rutin. Mulai memasang peranti pesawat ruang angkasa hingga mengendalikan lengan robot.
Latihan paling melelahkan adalah sesi pelatihand I bawah air selama tujuh jam. Lalu mengenakan pakaian khusus dengan beban lebih dari 100 kilogram. Itu menggambarkan beratnya aktivitas pada gravitasi nol.
Perempuan kelahiran 27 Januari 1980 itu memang sudah lama ingin melangkahkan kaki ke luar angkasa. Terlebih, dia mengidolakan Yang Liwei, taikonot pertama Tiongkok, yang mengangkasa pada 2003.
Dan sejak kecil, Wang adalah perempuan atletis. Dia adalah pelari jarak jauh saat sekolah dasar. Juga jadi peserta beberapa kompetisi olahraga lokal.
Pada 1997, saat lulus SMA, Wang mendaftar sekolah pilot di Changchun Flight Academy. Dan jalannya mulus. Bayangkan, perempuan jelita itu pandai berolahraga. Tidak berkacamata. Tubuhnya kuat. Tahan di bawah tekanan. Seluruh tes langsung dilahap dengan mudah. Di tahun itu, Wang pun menjadi pilot militer sebagai siswa angkatan ketujuh akademi tersebut.
Setelah lulus, dia langsung bertugas sebagai tentara. Dia menghabiskan 1.567 jam terbang dalam tugas-tugas penting. Misalnya, membantu menerbangkan bantuan untuk gempa Wenchuan pada 2008. Atau mengatur cuaca dengan memodifikasi awan pada Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing.
Bintang Wang kian terang pada 2010. Dia menjadi anggota angkatan pertama taikonot perempuan. Tetapi, aral masih melintang. Di tahun pertamanya, Wang gagal mendapatkan level tertinggi dalam pelatihan high-G . Prosesnya seperti ini: Wang harus menahan delapan kali gaya gravitasi dalam wahana yang berputar secara sentrifugal. Seperti ditaruh di gasing dan diputar-putar. Sampai menerima delapan kali gaya gravitasi.
Pelatihan itu cukup berbahaya. Darah bisa tidak mengalir ke otak dengan baik. Oksigen drop. Yang tidak kuat bisa pingsan. Bahkan mengalami kebutaan. Nah, astronot harus siap bertahan dalam kondisi tersebut sembari mengoperasikan pesawat luar angkasa.
Wang tak mau menyerah. Dia meningkatkan performanya dengan berlatih secara esktra setiap hari. Agar otot punggung dan perutnya makin tahan banting. Wang pun bisa mencapai level teratas pada akhir 2011.
Tetapi, Wang gagal mengangkasa pada 2012 melalui misi Shenzhou 9. Yang terpilih untuk terbang adalah Liu Yang, taikonot pertama Tiongkok. Tentu, Wang kecewa karena impiannya tidak tercapai. Namun, Wang tetap mendukung Liu. ’’Saya bangga padamu dan mimpi kita akan menjadi kenyataan ketika kamu berhasil,’’ ucap Wang.
Tak menunggu lama, Wang terbang pada April 2013. Lewat misi Shenzhou 10. Pada misi 15 hari itu, Wang mengukir prestasi. Ia mengajarkan pelajaran fisika langsung dari orbit. Bu Guru dari luar angkasa itu mengajar dalam sebuah siaran langsung yang ditonton lebih dari 60 juta siswa sekolah dasar dan menengah di seluruh negeri.
“Mimpi itu seperti bintang di alam semesta. Mereka terlihat jauh dan tidak terjangkau, tetapi selama kita berusaha, kita ditakdirkan untuk mencapainya,” kata Wang dalam wawancara dengan China Central Television , seperti dikutip Globaltimes.cn .