Menurutnya, kapal bulk carrier bisa jadi tumpuan ekspor. Semakin banyak pengusaha yang beralih ke sana. “Sejak awal tahun diakali dengan cara itu,” lanjut pria yang juga menjabat Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi itu.
Kelangkaan kontainer beserta kapal pengangkutnya terjadi karena main line operator (MLO) mengurangi kapal yang beroperasi gara-gara pandemi. Negara tidak bisa protes karena mereka perusahaan global.
Tommy mengusulkan agar pemerintah membuat national flagship sendiri. Dengan begitu negara tidak terlalu bergantung dengan mereka.
Selama ini MLO menjadi pengendali utama ketersediaan kontainer. Tarif ocean freight bisa dikatrol hingga eksportir dalam negeri menjerit. Misalnya tarif sewa kontainer 40 kaki ke Amerika Serikat. Yang biasanya cuma USD 2.000 atau setara Rp 28,4 juta bisa naik hingga Rp 313 juta. Naik 11 kali lipat.
Menurutnya, pembuatan perusahaan transportasi perkapalan itu bisa dalam wujud Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun ia sadar bahwa investasinya akan tinggi. “ Under Pelindo saja. Supaya tidak ruwet. Cukup bikin divisi pelayaran internasional,” harapnya. (Salman Muhiddin)