Inilah banjir bandang terbesar dalam sejarah Kota Batu. Terjadi di saat sektor wisata sedang bangkit dari pandemi. Kebangkitan ekonomi itu tampaknya harus tertunda dulu sampai infrastruktur Batu bisa dipulihkan.
---
KAPOLDA Jatim Irjen Pol Nico Afinta mendatangi Dusun Sambong, Desa Bulukerto empat jam setelah Kunjungan Gubernur Khofifah kemarin (5/11). Ia ditemani Kasdam V/Brawijaya, Brigjen TNI Agus Setiawan, PLH Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, serta Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
“Kami telah membentuk satgas yang berasal dari unsur pemerintah provinsi, kota, TNI/Polri beserta seluruh jajaran di Kota Batu," ujar Nico, usai melakukan peninjauan. Satgas punya waktu dua pekan untuk menormalisasi situasi di Kota Batu.
Satgas dipecah menjadi beberapa subsatgas. Yakni satgas pemulihan, satgas identifikasi korban, satgas logistik, satgas komunikasi, dan satgas pendataan.
Keputusan itu diambil setelah rapat dengan BNPB pusat. Pencarian korban harus berjalan secara paralel dengan pembersihan lokasi terdampak.
Saluran yang tersumbat harus dinormalisasi. Ancaman banjir susulan bisa terjadi sewaktu-waktu.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada. Terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai. "Kami khawatir, ketika hujan turun banjir susulan terjadi. Warga harus nurut, karena ini demi kebaikan bersama," katanya.
Komandan Satgas Tanggap Bencana Punjul Santoso mengatakan, jika pihaknya siap memaksimalkan waktu selama dua pekan ke depan untuk melakukan evakuasi dan pemulihan kondisi.
Satgas darurat bencana juga fokus melakukan pendataan jumlah bangunan yang terdampak. Serta mengidentifikasi kebutuhan bagi korban yang mengungsi. Ia yakin target normalisasi dalam dua pekan bisa tercapai.
Bantuan datang dari berbagai daerah. Mulai donasi, makanan, selimut, hingga alat berat yang dikirim oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kemarin sore.
Di sisi lain, penyebab banjir bandang masih jadi perdebatan. Ada yang menyalahkan daerah resapan air yang berkurang karena penggundulan hutan, curah hujan tinggi, hingga daerah resapan air yang semakin berkurang.
Pemkot Batu akan mengundang pihak-pihak terkait seperti Perhutani, akademisi, dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. "Dalam situasi seperti ini, tidak bisa saling menyalahkan. Maka dari itu, kami akan cari solusi bersama agar kejadian serupa tak terulang lagi," harapnya. (Ananto Wibowo/Salman Muhiddin)