Cegah Varian Delta Plus, Awasi Perbatasan

Rabu 17-11-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

Varian AY.4.2 atau sering disebut varian Delta Plus sudah terdeteksi masuk Malaysia pada 28 Oktober. Karena itu, pemerintah Indonesia waspada. Jangan sampai kecolongan seperti sebelumnya. Varian Delta ngamuk menjadi serangan gelombang kedua.

”Kebobolan gelombang kedua itu harganya tinggi. Terjadi kasus kematian yang luar biasa,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Pusat Wiku Adisasmito seusai menghadiri rapat koordinasi bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan segenap kepala daerah se-Jatim di convention hall Grand City Mal, Surabaya, Senin (15/11) malam.

Ia mengajak berkaca dari yang terjadi di Eropa. Beberapa negara mengalami lonjakan kasus akibat varian Delta Plus tersebut. Padahal, cakupan vaksin mereka sudah lengkap dan capaiannya terhitung tinggi.

Lalu, kenapa terjadi lonjakan? Menurut Wiku, ada beberapa penyebab. Yakni, mobilitas masyarakat yang tinggi dan pengabaian protokol kesehatan (prokes). Terutama banyak kegiatan dan acara masyarakat digelar. Kerumunan terjadi tanpa pengawasan prokes.

Untuk itu, ia pun menyarankan agar pembatasan mobilitas masyarakat harus tetap diterapkan. Baik lokal maupun internasional. Termasuk masa karantina bagi para penumpang internasional. ”Imunitas masyarakat sudah cukup baik setelah gelombang kedua. Tinggal kita menyaring orang yang datang dari luar. Dengan mengarantina, lakukan tes, dan skrining,” jelasnya.

PPKM berlevel se-Jawa-Bali juga baru saja diperpanjang selama dua pekan. Pembatasan pintu masuk perjalanan internasional telah diatur. Yakni, hanya melalui beberapa bandara. Di antaranya, Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Hang Nadim, Raja Haji Fisabilillah, dan Sam Ratulangi. Sedangkan Bandara Juanda Surabaya belum dibuka untuk penerbangan internasional.

Namun, Khofifah minta semua kepala daerah se-Jatim tetap waspada. Khususnya bagi kepala daerah yang warganya paling banyak menjadi pekerja migran di Malaysia. Misalnya, Bangkalan dan Pamekasan. ”Memang sekarang belum ada kepulangan pekerja migran secara masif melalui Bandara Juanda. Tapi, via domestik bisa banyak. Jadi, kita tetap harus waspada,” ujarnyi.

Sebab, sangat besar kemungkinan kepulangan mereka via laut dan darat. Misalnya, lewat Johor dan Batam. Maka, Khofifah minta para bupati/wali kota segera berkoordinasi dengan kepala daerah yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Setidaknya, harus memperketat

”Bupati yang warganya banyak menjadi pekerja migran harus ada antisipasi khusus. Silakan berkoordinasi dengan wilayah perbatasan dan perlintasan. Penerbangan internasional belum dibuka,” ujarnyi. Jadi, sangat mungkin mereka ikut perahu atau kapal. Dia juga minta agar digelar pengambilan random sampling dan operasi yustisi di beberapa titik tersebut. (Mohamad Nur Khotib)

Tags :
Kategori :

Terkait