Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2021 kemarin resmi dihelat. Kompetisi tahunan mahasiswa itu, diselenggarakan di Sirkuit Gelora Bung Tomo. Universitas Negeri Surabaya (Unesa) baru pertama kali menjadi tuan rumah KMHE. Tahun lalu, Universitas Indonesia (UI) menjadi tuan rumahnya.
Acara tersebut bekerja sama dengan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). ”Kompetisi ini cukup penting. Bisa merangsang imajinasi. Serta menumbuhkan kreativitas,” ungkap Rektor Unesa Prof Nurhasan.
Unesa juga ikut berpartisipasi dalam acara itu. Bahkan Nurhasan menjamin semua mahasiswa Unesa yang ikut dalam KMHE 2021, tidak perlu mengerjakan skripsi. Karya yang dibuat saat KMHE 2021, bisa dijadikan tugas akhir. Sebagai syarat kelulusan mahasiswa.
MOBIL listrik buatan ITS yang diandalkan dalam kones mobil hemat energi kemarin, (Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)
Selain itu, Nurhasan juga memberikan pembebasan 20 SKS yang harus ditempuh mahasiswa. ”Ini juga bentuk implementasi program merdeka belajar-kampus merdeka (MBKM). 20 SKS wajib di dalam kampus, cukup dengan mengikuti KMHE ini. 20 SKS lagi nanti bisa dilakukan saat magang,” kata alumnus Unesa itu.
Unesa hampir tidak pernah absen mengikuti perlombaan tersebut. Tahun lalu, kampus itu berhasil meraih juara satu pada kelas mobil urban konsep bermesin diesel. Sedangkan tahun 2019, kampus itu berhasil finis di peringkat tiga pada kelas mobil yang sama.
Sebenarnya pemilihan kelas tersebut sebagai tindak lanjut desain mobil di tahun sebelumnya. Selain itu, urban konsep dipilih karena menyerupai mobil aslinya. ”Mobil yang memiliki aerodinamik yang bagus seperti tetesan air. Kalau kelas prototype kan lancip. Sebenarnya sama bagusnya, cuma kalau diterapkan pada desain mobil sungguhan bakal sulit yang prototype,” ujar General Manager Garnesa Racing Team Unesa Ricky Surya Pranata.
TIM Samaratungga dari Universitas Sriwijaya, Palembang. (Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)Mobil yang dibuatnya berbahan bakar solar sebanyak 200 cc. Menurut Ricky mobil yang dibuatnya lebih baik dari tahun lalu. Bodi sudah memakai karbon. Yang lebih ringan dibanding bahan lainnya. Mereka sempat menguji mobil itu. Nilai coefficient of drag hanya 0,27. Padahal mobil pada umumnya di angka 0,3. Semakin kecil angkanya, semakin bagus. Sedangkan kecepatannya bisa mencapai 40 km/jam sampai 60 km/jam. Serta menghabiskan dana sekitar Rp 60 juta.
Meskipun sudah memiliki rekam jejak yang bagus, Unesa masih memiliki rival yang berat. Yakni dari Tim Otoriter Universitas Tadulako. Ricky optimistis bisa menjuarai KMHE 2021.
Nogogeni ITS Team juga turun dengan mengusung mobil urban listrik. Baterai yang dipakai berkapasitas 40 volt. Serta berjenis lithium. Proyek itu rampung dalam 6 bulan. “Mesin kami memiliki power seribuan. Beratnya 79 Kg. Bentuknya seperti tetesan air,” kata Tim Leader Nogogeni ITS Team Sultan Arif Prananda.
Wakil Ketua Pelaksana KMHE 2021 Agung Prijo Budijono menjelaskan, ada dua kategori yang dilombakan. Yakni urban concept dan prototipe. Tiap kategori terdapat 4 kelas. Yakni bertenaga listrik, gasolin, diesel, dan etanol.
KMHE yang dihelat di GBT sudah memasuki masa final. Sebelumnya setiap perguruan tinggi mengirimkan karya berupa tulisan penelitian. Kemudian visual berupa video. ”Setelah diseleksi ada 24 perguruan tinggi yang lolos final. Mulai hari Rabu mereka adu kecepatan di sirkuit. Paling irit, menang,” katanya. (Andre Bakhtiar)
TIM Apatte Elang Perkasa dari Universitas Brawijaya Malang saat defile pembukaan Kontes Mobil Hemat Energi 2021 di Sirkuit GBT (16/11/2021). (Foto Eko Suswantoro-Harian Disway)