Pemkot sudah menyusun desain pengembangan wisata di kawasan Kedung Cowek sejak era Wali Kota Tri Rismaharini. Proyek cable car yang dikerjakan PT PP Properti jadi pionernya. Seharusnya kereta gantung yang melintas di atas benteng itu terwujud tahun lalu.
JALUR utama Kedung Cowek dijaga prajurit TNI Angkatan Darat (AD) dari Kodam V Brawijaya. Ada portal menuju ke area benteng yang dibangun pada 1900 itu.
Siapa pun yang masuk harus lapor. Dengan begitu, tidak sembarang orang bisa masuk ke area militer.
Nyatanya, banyak yang bisa lolos. Warga bisa masuk lewat “jalan tikus” lain. Salah satunya jalur tepi laut yang di dekat pantai batu-batu. Jalur itu masih masuk wilayah militer. Tidak ada portal di sana.
Warga juga bisa masuk lewat jalur timur. Melintasi dua makam keramat Kiai Hasbulloh dan Mbah Sumbo.
Makam itu juga rutin diziarahi. Dari cerita turun temurun, Kiai Hasbullah adalah orang asli Kedung Cowek. Sementara Mbah Sumbo berasal dari Sumbawa. Nama aslinya Umar Sumbawa.
Mbah Sumbo ditemukan sudah meninggal tanpa kepala oleh Kiai Hasbullah di Pinggir Pantai Nambangan. Jasanya terapung terbawa arus pantai.
Jasad sempat dikembalikan ke tengah laut oleh warga tapi selalu kembali di tempat yang sama. Setelah tiga kali terdampar, Kiai Hasbullah dan warga sekitar akhirnya memakamkan jenazah itu.
Menurut keyakinan mereka, jasad orang baik akan kembali dalam keadaan utuh. Tak lama kemudian, potongan kepala yang terpisah akhirnya ikut terdampar. Saat itulah diketahui bahwa jasad itu adalah Mbah Sumbo.
Nelayan setempat meyakini dua makam tersebut keramat. Selama tidak diusik, area tersebut tidak akan terkena banjir rob atau bencana lain.
Setiap malam Jumat, peziarah berkumpul di sana untuk memanjatkan doa. Dalam rencana pengembangan wisata Kedung Cowek, area tersebut menjadi salah satu titik wisata religi yang jadi daya tarik tersendiri.
Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Krestian pernah menyusun desain kawasan itu. “Yang sudah dikerjakan adalah lapangan tembak,” ujarnya kemarin (17/11).
Gedung lapangan tembak berstandar internasional itu berada di sisi tenggara Benteng Kedung Cowek. Atau di sisi selatan makam.
Semua kawasan itu masih belum terintegrasi. Masih ada waduk yang memisahkan area benteng dan lapangan tembak. “Kami akan bangun akses jalan baru. Kira-kira 50 meter,” lanjut arsitek jebolan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Akses jalan itu akan terhubung dengan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) Nambangan. Ruas sisi selatannya sudah diuruk dengan tanah kapur yang kini jadi akses ke lapangan tembak.