Vaksin Dalam Negeri untuk Booster

Rabu 24-11-2021,13:52 WIB
Editor : Doan Widhiandono

VAKSIN buatan dalam negeri makin mendapat perhatian yang serius. Dua jenis yang mencuat di antaranya Vaksin Merah Putih (VMP) dan Vaksin Nusantara (VN). Dan VMP sudah masuk tahap uji klinis.

Vaksin Merah Putih ditargetkan bisa produksi masal pada Februari 2022. Rencananya, vaksin buatan Universitas Airlangga (Unair) itu bakal dipersiapkan untuk suntikan dosis ketiga. Hal itu sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo.

“Pak Jokowi mendorong agar vaksin buatan dalam negeri bisa diprioritaskan untuk jadi booster . Itu informasi terakhir yang kami dapat,” kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena saat dihubungi, kemarin (23/11). 

Tentu, semua harus mengikuti prosedur yang ada. Yakni harus memenuhi kaidah keilmuan. Sehingga bisa mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). “Sambil kita tunggu prosesnya, kita akan terus dorong agar jadi booster di tahun depan,” kata Melki.

Jubir Vaksin Covid-19 Siti Nadia Wiweko juga mengatakan hal serupa. Penggunaan dua jenis vaksin itu untuk suntikan dosis ketiga belum diputuskan. Masih menunggu hasil kajian dari Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI).

“Masih belum ada yang final. Ini masih menunggu selesai masa uji klinis,” jelasnya. Kemenkes dan ITAGI pun masih menunggu rekomendasi dari WHO. Sehingga, belum bisa memutuskan jenis vaksin untuk suntikan dosis ketiga tersebut. 

Bahkan, pemerintah bakal menjajal berbagai vaksin berbeda merek tahun depan. Nadia meminta agar masyarakat bersabar menunggu. “Karena memang belum ada petunjuk teknisnya sampai sekarang. Yang penting jangan sampai termakan berita hoaks terkait vaksinasi Covid-19,” paparnyi.

Sementara itu, Peneliti Utama Uji Klinik Vaksin Inaktif Covid-19 Unair dr Dominicus Husada turut senang dengan dukungan tersebut. Menurutnya, punya vaksin sendiri tentu akan memberi beberapa keuntungan besar. Terutama, peningkatan kemampuan para ilmuwan di kancah internasional.

“Karena penemuan vaksin ini bukan hal yang sepele. Di dunia saat ini hanya tersedia kurang dari 50 vaksin non-Covid-19,” jelasnya. Namun, saat ini VMP masih dalam tahap uji klinik. Fase terakhir yang menentukan apakah vaksin tersebut layak disuntikkan ke manusia.

Menurutnya, menjadi booster bukanlah hal utama. Mengingat kebutuhan vaksin masyarakat Indonesia juga sangat besar. Pertama, masih banyak yang belum divaksin. Kedua, banyak yang jeda vaksinasinya sudah lebih dari 6 bulan. “Karena kekuatan vaksin juga bisa menurun,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)

Tags :
Kategori :

Terkait