Fungsi Narkoba Geser ke Motif Kriminal

Jumat 26-11-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

Penggunaan narkoba kini bergeser. "Dari semula enjoyable, kini jadi motif kejahatan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kepada pers saat memusnahkan 1,74 ton narkoba di mapolda Kamis (25/11).

-------------

Dasarnya, sejumlah pengungkapan kasus kriminal di Jakarta. Hasil pemeriksaan polisi terhadap pelaku kejahatan, diketahui sebagian besar merupakan pemakai aktif narkotika.

Itu diketahui saat pelaku kejahatan ditangkap, dites urine. Hasilnya positif pengguna narkoba.

Dengan demikian, muncul asumsi bahwa penjahat mengonsumsi narkoba sebelum melakukan kejahatan.

Fadil: "Ketika kita laksanakan interview kepada pelaku kejahatan tertentu, seperti tawuran, pelaku pencurian, begal, termasuk terakhir kemarin pencurian handphone pesepeda yang melintas di Jalan Sudirman-Thamrin, setelah kita tes urine, hasilnya positif mengandung amfetamin jenis sabu."

Dilanjut: "Jadi, ada tambahan. Kenapa dia mencuri? Kenapa dia tawuran? Begal dan sebagainya? Karena hasil kejahatan itu untuk beli narkotika jenis sabu."

Padahal, kasus narkoba di Jakarta luar biasa marak. Hasil Operasi Nila (1 November–15 November 2021), barang bukti yang diamankan Polda Metro Jaya total 1,74 ton, berjenis-jenis narkoba. Yang dimusnahkan di Mapolda Metro Jaya pada Kamis.

Selama operasi tersebut, tercatat 221 laporan masyarakat masuk ke Polda Metro. "Dengan jumlah tersangka 273 orang, 14 bandar dan 259 pengedar," ujar Fadil.

Fadil tidak mengungkap data, persentase penjahat (aneka jenis kejahatan) yang tertangkap di Jakarta, yang pengguna narkoba. Ia hanya mengatakan, mayoritas. Atau lebih dari separuh.

Data itu cukup untuk menerbitkan asumsi: Kini narkoba dijadikan alat penjahat melakukan kejahatan.

Prof Dr Serge Brochu, dalam bukunya, Drugs and Crime, A Complex Relationship (2018), menyebutkan:

Dari hasil riset, ditemukan banyak pertanyaan masyarakat tentang keterkaitan antara pengguna narkoba dan tindak kriminal pada orang yang sama. Pertanyaan-pertanyaan itu, antara lain:

Apakah pengguna narkoba mengarah pada kenakalan? Apakah beberapa obat memiliki sifat kriminal pada pemakainya? Mengapa pecandu narkoba beralih ke kejahatan?

Brochu awalnya psikolog yang kemudian mendalami kriminologi. Akhirnya ia guru besar kriminologi Universite de Montreal, Kanada.

Tags :
Kategori :

Terkait