INAPRO EXPO 2021 Pamerkan Alat Musik Afrika Produksi Blitar

Jumat 26-11-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

BUNYI jimbe mengentak di Convex, Grand City, Surabaya, kemarin (25/11). Suara itu menarik perhatian para pengunjung INAPRO EXPO 2021. Ternyata, bunyi tersebut bersumber dari salah satu stan biru dengan nama: Jimbe Factory Blitar.

Beberapa orang menabuh alat musik asal Afrika itu secara bersamaan. Terlihat berbagai ukuran jimbe dimainkan. Mulai 30 hingga 60 sentimeter. ”Ya, ini kami produksi langsung dari Blitar,” kata si penjaga stan Priyo Widigdo.

Sejauh ini, ada sekitar 30 pengusaha jimbe di Blitar yang memenuhi permintaan pasar luar negeri. Paling banyak permintaan ekspor ke Tiongkok. Bisa 5–8 kontainer tiap minggu. Menyusul kemudian pasar Amerika dan Eropa.

Menurut Priyo, usaha ekspor jimbe tersebut dilakukan sejak 1996. Namun, dulu menggunakan jasa makelar dari Bali. Seluruh jimbe dikirim ke pasar di Bali, baru kemudian diteruskan ke negara pemesan.

Baru pada 2015 bisa mengirim langsung ke pasar luar negeri. ”Pada tahun itu tiba-tiba orangnya langsung datang ke Blitar. Jadi, kami tinggal kirim sesuai permintaannya,” katanya.

Selain jimbe, ada produk-produk UMKM lain yang memenuhi ekspor. Seperti yang dipamerkan di beberapa stan lainnya. Misalnya, cerutu dari Jember, furniture, kriya, bahkan makanan ringan berbahan pisang.

Priyo Widigdo memainkan alat musik Jimbe dalam pameran Inapro (Indonesia Product Expo) 2021 yang berlangsung Grand City Mall kemarin (25/11). (Foto: Eko Suswantoro)

 

”Acara ini merupakan gotong royong dari Kadin se-Jawa Timur. Ada 120 stan yang memamerkan produknya,” kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto saat membuka acara.

Acara itu bakal digelar hingga 28 November. Menurut Adik, acara tersebut merupakan rangkaian program pendampingan dan kurasi UMKM. Setidaknya, sudah ada 1.000 produk UMKM yang diluncurkan. Produk itu sudah dikurasi para kurator yang bersertifikat. ”Tujuannya, meningkatkan kapasitas SDM dan produk agar siap ekspor,” jelas Adik.

Kadin Jatim bersama Bank Indonesia Cabang Jatim juga telah bekerja sama dengan Universitas Ciputra. Mendirikan House of Entrepreneur yang bakal mewadahi para pengusaha dari berbagai kalangan. ”Ini juga penting untuk meningkatkan jumlah pengusaha. Mengingat kita ketinggalan jauh dengan negara tetangga,” tandasnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga hadir dalam acara pembukaan tersebut. Dia berpesan agar para pengusaha fokus menyiapkan produk industri halal. Sebab, peluangnya sangat besar bagi Jawa Timur.

”Kita ingin Jatim terdepan dalam hal itu. Apalagi, sekarang kita punya Kawasan Industri Halal di Sidoarjo,” katanyi.

Ditambahkan, sejauh ini UMKM sangat berperan besar bagi PDRB Jatim. Setidaknya bisa memberikan sumbangsih sekitar 57,52 persen. Dan PDRB Jatim menyumbang 14,54 persen PDRB nasional. (Mohamad Nur Khotib)

Tags :
Kategori :

Terkait