Timpangnya Vaksinasi Sebabkan Mutasi

Minggu 05-12-2021,12:28 WIB
Editor : Doan Widhiandono

KEKHAWATIRAN itu sudah muncul pada Oktober 2020. Petinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melihat bahwa ada yang tidak sehat pada ’’perlombaan’’ menghasilkan vaksin. Negara-negara kaya bisa memproduksi vaksin dan langsung bisa menggunakannya. Sedangkan negara miskin harus menunggu sekian lama.

Dalam sebuah video, Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika itu bilang bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan pandemi adalah memastikan negara-negara miskin juga punya akses vaksinasi. ’’Ketika kita punya vaksin yang efektif, gunakan secara efektif,’’ kata Ghebreyesus seperti ditulis di Agence France-Presse, 31 November.

Dan akhirnya, ketimpangan vaksinasi itu tidak terelakkan.

Negara kaya semacam Prancis dan Jepang sudah memvaksin 75 persen populasi mereka. Sedangkan di Afrika Selatan, tempat ’’lahirnya’’ varian Omicron, hanya bisa memvaksin seperempat penduduknya. Dan itu pun sudah menjadi negara dengan vaksinasi terbanyak di Afrika. Bayangkan, betapa rendahnya vaksinasi di negara-negara lain.

Tetapi, betulkah ketimpangan vaksin itu benar-benar menjadi penyebab munculnya Omicron?

Arnaud Fontanet, peneliti dari Pasteur Institute, Prancis, mengatakan bahwa varian tersebut muncul dari sistem imun pasien yang tertekan. Sistem pertahanan tubuh itu tengah berjuang keras melawan infeksi kronis. ’’Anda bisa bayangkan bagaimana virus itu tumbuh dalam kondisi epidemi yang tidak terkontrol. Itu memberi kesempatan varian-varian baru untuk terus bermunculan,’’ katanya.

Kata Fontanet, fakta itu harus membuka mata dunia betapa pentingnya vaksinasi berskala global. ’’Planet ini akan aman jika kita telah mencapai kekebalan level global. Varian baru bisa ditekan.

Dua bulan lalu, WHO kembali menyuarakan pentingnya mengurangi ketimpangan vaksin. Sebab, ketika masih banyak negara belum bisa menikmati vaksin, negara yang mampu sudah meluncurkan vaksin booster dan vaksin anak-anak. (Doan Widhiandono)

Tags :
Kategori :

Terkait