Awalnya Nekat, Sekarang Memberikan Berkat

Senin 06-12-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

Sadar bahwa kesuksesan misi Kampung Lali Gadget harus mendapat dukungan penuh orang tua, keduanya pun menambah materi. Diskusi parenting. Acara itu pun mendapat respons luar biasa.

Setelah merasa memiliki animo tinggi, Irfan sepakat untuk meresmikan Kampung Lali Gadget pada 3 Agustus 2018. Kegiatan setelah peresmian adalah acara dolanan yang diikuti 475 anak dari Surabaya dan Sidoarjo.

Mereka tampak bahagia memainkan aneka permainan tradisional. Ada lompat tali, egrang, ketapel, congklak, cublek-cublek suweng, dan lain-lain.

Anak-anak juga mendapat latihan kepemimpinan dan keberanian. Serunya acara membuat anak-anak melupakan gawainya. Minimal selama acara berlangsung sekitar 4 jam.

Konsep Kampung Lali Gadget adalah bermain dengan alam. Bermain dengan bahan bekas, air, rumput, dan batu. ”Nah, ketika ada perubahan karakter dari anak kita sangat senang. Misal yang awalnya nggak berani main lumpur akhirnya berani. Nggak jijik lagi," tutur Irfan.

Pendiri Kampung Lali Gadget (KLG) Achmad Irfandi (5/12). (Foto: Eko Suswantoro)

Lambat laun, Kampung Lali Gadget mulai populer di kalangan masyarakat. Dari situ, mulai ada yang peduli memberikan donasi. Berbagai dukungan baik moral maupun materiil didapat dari berbagai elemen masyarakat. Kegiatan Kampung Lali Gadget (KLG) juga menyentuh berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan akademisi.

KLG memberikan manfaat tidak hanya bagi anak-anak. Tetapi, juga meningkatkan derajat desa.

Irfan merasa ada potensi historis selain soal ekonomi. Di Desa Wonoayu terdapat Candi Dermo Wonoayu dan Pabrik Gula Popoh yang usianya sudah cukup tua.

"Masih banyak potensi wisata yang bisa ditumbuhkan di sini. Termasuk potensi UMKM,” ujar Irfan.

Contohnya, salah seorang warga yang merupakan perajin gitar. Pemesan gitarnya adalah musikus-musikus luar negeri. Ada juga perajin udeng pacul gowang asli Sidoarjo. ”Kita kenalkan potensi-potensi itu ke masyarakat luas, masih banyak yang bisa digali," ujarnya.

Sebenarnya banyak mainan tradisional yang bisa dilakukan di rumah. (Ikuti edisi besok).

(Noor Arief Prasetyo-Ajib Syahrian Nor)

Tags :
Kategori :

Terkait