Koko-Cici Emban tugas Selama Setahun

SAAT tangannya ditarik Founder Harian Disway Dahlan Iskan, Andrew Christian Juangta, masih belum sadar bahwa ia terpilih sebagai Koko Jawa Timur 2021. Setelah sepersekian detik ia baru menyadari menjadi yang terbaik di antara sembilan finalis Koko lainnya.

”Saya merasa senang. Tapi juga benar-benar tidak menyangka dapat terpilih menjadi juara. Sejak awal saya mempersiapkan diri menjadi figur yang akan disorot banyak orang,” kata Andrew setelah Grand Final Pemilihan Koko-Cici Jawa timur 2021 di Graha Unesa, Surabaya, kemarin.

Pria kelahiran Surabaya, 24 Maret 2002 itu menyatakan siap mengemban amanah dalam setahun ke depan sebagai duta budaya Tionghoa, duta pariwisata Jawa timur, dan duta sosial. Ia berencana mengadakan pergelaran guna mempromosikan kebudayaan Tionghoa. Termasuk menyiarkannya secara daring guna meraih lebih banyak atensi masyarakat.

”Rasanya seru kalau dilaksanakan pementasan-pementasan di sana. Dilengkapi dengan kekayaan kebudayaan lain. Karena di tengah keramaian, harapannya bakal dilihat banyak orang. Maka budaya Tionghoa semakin lestari,” imbuhnya.

Rasa bungah juga dialami Piniela Sutandi yang terpilih sebagai Cici Jawa Timur. Wajahnya bersri-seri saat digandeng Arumi Bachsin, ketua Tim Penggerak PKK Jatim, ke depan. Piniela menyadarai setelah ini tugasnya akan lebih berat.

”Sama seperti Koko Andrew, menurut saya setiap finalis punya kesempatan yang sama untuk menjadi juara. Kepercayaan ini akan saya akan manfaatkan sebaik mungkin,” sebut Piniela.

Perempuan 21 tahun itu mendedikasikan kemenangan itu untuk keluarga. Baginya, keluarga adalah sosok penting yang selalu mendukungnya dalam setiap kesempatan. Termasuk ketika mengikuti ajang pemilihan Koko Cici Jawa Timur.

”Program kerja saya nantinya disusun untuk membantu usaha kecil dan menengah milik masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya menjajakan produk seputar budaya TIonghoa. Seperti makanan, produk, dan lain sebagainya,” kata content creator media sosial itu.

Pemilihan Koko Cici Jawa Timur sudah dilakukan sejak 23 Oktober 2021. Olivia Faida selaku ketua Ikatan Koko Cici Jawa Timur, menjelaskan bahwa para finalis telah melewati berbagai hal sebelum sampai di tahap final.

”Semoga para finalis dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama menjalani masa pembekalan sampai karantina,” kata Olivia di hadapan para tamu undangan.

Ellen Theodora, ketua Ikatan Koko Cici Indonesia berharap Jawa Timur bisa melahirkan lebih banyak generasi muda yang punya perhatian lebih terhadap pelestarian budaya Tionghoa. Sekaligus bisa membantu mempromosikan sektor pariwisata sebagai salah satu yang paling parah terkena dampak pandemi.

“Saya mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Organisasi Koko Cici Jawa TImur karena sudah melaksanakan semua kegiatan dengan sangat baik meski sekarang masih pandemi. Pasti ada banyak tantangan yang harus dilalui,” kata Ellen.

Pada grand final kemarin melibatkan lima juri. Mereka adalah Lily Yoshica, ketua Yayasan ITCC Jawa Timur; Theresia, PSMTI Jawa Timur; Abizar Yusron, Raka Jawa Tmur 2020; Ellen Theodora, ketua Ikatan Koko Cici Indonesia; dan Tomy C. Gutomo, dirut Harian Disway.

Sebelum masuk ke dalam pemilihan juara, para finalis telah dikerucutkan menjadi enam besar. Mereka dipilih berdasarkan pada penilaian selama masa pembekalan daring, pembekalan langsung, karantina, adu bakat, dan wawancara mendalam.

Enam pasang yang melaju di antaranya Clarence Finley-Cynthia Novent, Aloisius Thomas-Natania Kezia, Patricius Jasson-Paulina Chandra, Andrew Juangta- Piniela Sutandi, Michael Santoso-Steffi Alyssandrea, dan Carlos Marcelino-Sandra Sasmita.