Meta saat itu baru saja mengambil uang di mesin ATM, mengendarai mobil, dihentikan perampok dengan modus seolah-olah ban mobil Meta kempis. Tas berisi uang Rp 7 juta digondol kawanan perampok bermotor. Lalu, Meta melapor ke Polsek Pulogadung. Penerima laporan Aipda Rudi.
Meta mengunggah ke medsos, begini: "Saya ditanya-tanya oleh polisi (Aipda Rudi). Tapi, ia justru menyarankan saya pulang untuk menenangkan diri. Kata ia, percuma kalau mau dicari juga," tulis Meta di postingan tersebut.
Dilanjut: ”Setelah itu, polisinya justru ngomelin. Katanya, ’lagian Ibu ngapain sih punya ATM banyak-banyak. Kalau begini, kita jadi repot. Apalagi, banyak potongan biaya admin juga’.”
Maka, heboh di medsos. Viral. Dikomen banyak warganet.
Menanggapi itu, Kapolres Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan angkat bicara. Menurutnya, anggota tersebut (Rudi) tak bermaksud menolak laporan. Melainkan bercanda.
Kombes Erwin dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Timur Senin (13/12) mengatakan: "Iya, lebih ke bercanda, tapi maksudnya bukan seperti itu. Ia berbicara dengan mertua korban. Korban sendiri saat itu sedang proses penerimaan laporan."
Menanggapi itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran bertindak tegas. Memerintahkan agar kasus itu diusut tuntas. Akhirnya, Rudi diadili internal. Hasilnya, itu tadi: Demosi, dipindah ke Polda Papua Barat.
Tapi, para perampok yang dilaporkan Meta dikejar keras. Diterjunkan tim andalan dari Polda Metro Jaya.
Selasa, 21 Desember 2021, tiga pelaku diringkus di Johar Baru, Jakarta Pusat. Mereka berinisial BI, 31; AAM, 40; dan MW, 43. Ternyata mereka residivis, modus rampok yang sama.
Ketiga tersangka ditangkap tim gabungan Subdit Resmob dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Di bawah pimpinan AKBP Handik Zusen dan AKBP Awaludin.
Ini tanda, jangan ragukan semangat dan kemampuan Polri. Dalam upaya melindungi masyarakat dari tindak kejahatan. Jangan pernah ragu.
Keraguan masyarakat muncul dari beredarnya tagar "no viral, no justice". Juga tagar "PercumaLaporPolisi". Heboh di medsos itu sampai membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masygul. Prihatin.
Maka, Kapolri menyemangati anak buah agar menganggap tagar-tagar itu sebagai kritik membangun. Sepatutnya, anggota Polri meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Hasilnya, semangat polisi terlecut. Selalu siaga di mana pun, termasuk di grup WA. Hasilnya, pencurian motor milik SA, baru saja viral di grup WA. Polisi langsung bergerak. Dan, para penjahatnya diringkus.
Walaupun, kasus pencurian motor SA, kasus viral juga. Di grup WA.
Memang, harus viral dulu. Tidak bisa tidak. Jika tidak, dari mana polisi tahu ada tindak kejahatan, yang begitu banyak? No viral, no info. (*)