Alun-Alun Buka, Taman Tunggu Omicron

Rabu 05-01-2022,23:52 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

SEBANYAK 142 taman aktif di Surabaya tutup selama pandemi. Pemkot masih belum mau membuka pita pembatas yang menutupi akses masuk ke taman.

Padahal kasus Covid-19 di awal 2022 sangat terkendali. Penambahan pasien covid-19 harian bisa dihitung jari. Jumlah kematian akibat Covid-19 juga nol. Capaian vaksin dosis pertama mencapai 126,73 persen, sedangkan dosis kedua 101,57 persen. Boleh dibilang kekebalan komunitas sudah terbentuk.

Namun, taman yang jadi ikon Surabaya itu tetap alot untuk dibuka. Taman kalah dengan bioskop yang sudah beroperasi sejak 16 September. Bahkan anak-anak di bawah 12 tahun boleh nonton di bioskop.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya Ridwan Mubarun mengatakan, pemkot belum berencana membuka taman-taman kota. Jika taman dibuka, kerumunan bakal sulit dikendalikan. ”Bakal muncul di mana-mana itu kerumunan. Itu yang kita nggak mau,” kata mantan Camat Tambaksari tersebut.

Belum ada Kepala BPBD definitif karena jabatannya masih dilelang. Untuk sementara waktu, Ridwan lah pejabat tertinggi BPBD yang tahun lalu bernama badan penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat (BPB Linmas) itu. Pimpinan terakhir BPB Linmas, Irvan Widyanto naik jabatan jadi asisten wali kota.

Saat Irvan masih di BPB linmas, kerumunan sudah dipusatkan di Alun-Alun Surabaya dan Tunjungan Romansa. Dua destinasi wisata baru Surabaya itu tak pernah sepi pengunjung sejak Desember 2021. Bahkan saat ditutup selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), masih banyak yang warga yang datang.

Ridwan mengatakan, kerumunan yang terpusat lebih mudah dipantau. Terutama Alun-Alun Surabaya. Hanya ada satu pintu masuk. Pengunjung harus memindai barcode melalui aplikasi peduli lindungi. ”Kalau kuota penuh, kami tutup,” ujarnya.

Kuota Alun-Alun Surabaya mencapai 2.700 jiwa. Itu setara dengan 50 persen kapasitas alun-alun. Kata petugas, angka kunjungan tinggi saat akhir pekan. Di hari biasa jumlah kunjungan paling mentok mencapai 500 jiwa.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro masih berhati-hati menentukan sikap. Jika tidak ada omicron, mungkin taman sudah dibuka. ”Car free day (CFD) juga menunggu perkembangan omicron,” ujar Hebi.

Lantas kapan taman boleh dibuka? Hebi belum berani memberi kepastian.  Prosesnya harus melalui izin dari Satgas Covid-19 Surabaya. Pemkot harus menyediakan satgas khusus jika membuka taman. ”Kami minta assessment ke satgas dulu,” jelasnya. (Salman Muhiddin)

 

 

 

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait