Darbe Group, UKM Surabaya yang Sukses di Pasar Modal (3-Habis)

Rabu 12-01-2022,05:41 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

Perjalanan Darbe Meats untuk bisa mendaftarkan perusahaannya ke pasar modal memang penuh perjuangan. Sejak kick-off pada Agustus 2021 lalu, kondisi fisik Direktur Utama PT Darbe Jaya Abadi (DJA) Abdul Haris Nofianto memburuk. Pria 53 tahun itu terpapar Covid-19 varian delta dengan komorbid diabetes. Dua kakinya harus diamputasi.

---

BADAN tergeletak di ruang perawatan Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (RS PHC). Jahitan kaki kirinya bekas amputasi itu lepas. Darah mengucur deras tak henti-henti. Keluarga yang mendampinginya di ruangan itu cuma bisa menangis. Menunggu kedatangan dokter.

”Wis ta, pokoknya kita sudah berikhtiar,” kata Haris mencoba menenangkan istrinya yang terus menangis. Badannya berbaring dengan lumuran darah. Tak berselang lama, Haris merasa ruhnya copot dari badan. Dirinya terlempar ke antah berantah.

Dirut Darbe Meats Abdul Harris Nofianto (tengah) bersama adiknya, Nanang Sumartono (kiri) dan Corporate Secretary Darbe Group Mohammad Ilham. 

Ia cuma bisa menatap kegelapan dengan hawa yang dingin. Rasa sakitnya seketika lenyap. Ia merasa terbang dengan kecepatan tinggi. Makin detik makin cepat. Dan makin dingin.

”Saya tiba-tiba bisa melihat badan saya sendiri dan keluarga dari ketinggian,” ujarnya. Anehnya, ia tak bisa lagi merasakan badannya sendiri. Lalu perjalanan misterius itu membawanya ke suatu tempat. Penuh keramaian orang-orang.

Pada momen itu, ia kencang memanjatkan doa. Berserah diri kepada Sang Maha Kuasa. Haris sudah siap jika itu akhir dari perjalanannya di dunia. Namun, ia merasa tempat keramaian itu bukan tempat asalnya.

”Di tempat itu, saya merasa masih punya tanggung jawab besar yang harus diselesaikan,” ujar pria kelahiran Lumajang itu. Kesadaran itulah yang sanggup menyatukan ruhnya kembali ke badan. Haris terbangun. Ia menoleh ke sang istri yang masih terus menangis.

Kemudian, dokter baru datang. Kaki kirinya langsung dijahit lagi. Begitu selesai, Haris langsung menelepon adiknya, Nanang Sumartono, yang menjabat sebagai Komisaris Utama di Darbe Meats. Ia curhat tentang yang baru saja dialaminya.

Ia berkomitmen bahwa nyawa keduanya didedikasikan untuk menuntaskan tanggung jawab itu. Pertama, kepada nasib karyawan dalam perusahaan kayu milik mereka. Yakni Darbe Wood yang ikut drop selama pandemi Covid-19. Ada sekitar 300-500 karyawan yang harus dihidupi di sana. ” Demi Allah sing tak ilingi cuma wajah karyawan,” tandasnya.

Kedua, tentang proses pendaftaran Darbe Meats lewat IPO ke pasar modal. Haris sebagai dirut memegang peranan penting. Ia yang bertanggung jawab penuh kepada pihak regulator. Dua alasan itulah yang menjadi tekad dan semangatnya untuk sembuh.

Sebetulnya, Haris membukukan Darbe Meats ke bursa saham sejak Juni 2021 lalu. Ia dan Nanang mondar-mandir Surabaya - Jakarta. Mengurus segala keperluan pendaftaran. Padahal saat itu pandemi Covid-19 memasuki gelombang kedua serangan Delta. Singkat cerita, Haris terpapar Covid-19 pada Agustus 2021. Tepat ketika proses listing perusahaannya ke bursa saham baru saja dimulai.

Ia punya riwayat hipertensi dan gula. Kali pertama masuk rumah sakit, jempol kaki kanannya menghitam. Dokter memutuskan untuk mengamputasi seluruh bagian kaki kanannya. Lalu menjalar hingga kaki kiri. Dan harus dipotong juga karena pembuluh darahnya sudah rusak.

 

Kondisi seperti itu dialaminya hingga akhir tahun. Pada Desember 2021, ia sudah diizinkan rawat jalan. Dua kakinya diamputasi nyaris sampai ke pangkal paha. Haris terus berlatih menegakkan badannya.

Dalam seminggu, tiga kali perawat datang ke rumahnya melakukan terapi. Untuk duduk saja susah. Karena harus seimbang agar tak terjatuh. Haris juga harus melatih tangannya. Agar kuat memakai kursi roda.

Tags :
Kategori :

Terkait