HANYA ada beberapa barang yang kembali ke permukaan laut. Itu akhirnya dipandang sebagai simbol. Bahwa 53 prajurit terbaik TNI-AL yang berada di KRI Nanggala-402 mohon izin untuk melakukan patroli dalam keabadian di laut NKRI. Mereka semua tidak lagi kembali ke permukaan. Menjaga perairan kesatuan Republik Indonesia.
Raga kapal perkasa itu kini hanya bisa disaksikan melalui monumennya. Di samping monumen itu, terpajang nama semua prajurit yang ikut dalam patroli abadi.
Monumen kapal selam itu berada di lingkungan Koarmada II Surabaya. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono yang meresmikannya kemarin (15/1). Bertepatan peringatan Hari Dharma Samudera 2022.
"Peletakan batu pertama monumen ini dilakukan delapan bulan lalu. Tepat 40 hari setelah kapal itu tenggelam," kata pimpinan tertinggi di lingkungan TNI-AL tersebut. "Monumen ini untuk mengenang para pahlawan, yaitu prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur pada 21 April 2021 lalu," tambahnya.
Kapal selam itu sudah 40 tahun menjadi bagian dari TNI-AL. Sebagai penguat Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Angkatan Laut. Karena itulah, monumen tersebut didirikan di pangkalan kapal selam Satuan Hiu Kencana.
’’Sehingga, keberadaan dan KRI Nanggala tidak hilang begitu saja. Kapal itu, masih menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana. Makanya kami letakkan berdampingan dengan pangkalan kapal selam kami," ucapnya.
Monumen itu akan dibuka untuk masyarakat umum. Siapa saja bisa berkunjung ke tempat monumen kapal selam. "Keluarga yang mau mengenang suaminya juga bisa langsung ke sini," ungkapnya.
Sebelum peresmian monumen KRI Nanggala-402, Kasal, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan beberapa petinggi TNI-AL, melakukan tabur bunga di laut dalam rangkaian Hari Dharma Samudera. (Michael Fredy Yacob)Keharuan para warakawuri KRI Nanggala-402 saat mengikuti peresmian museum kemarin.
(Foto: Julian Romadhon-Harian Disway)