PEMBELAJARAN tatap muka (PTM) SMA/SMK di Jawa Timur belum genap sebulan. Namun, pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman. Kasus Covid-19 di sekolah kali pertama muncul di Jawa Timur.
Yaitu seorang siswa SMAN 22 Surabaya yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada Senin (17/1). Sekolah yang bertempat di Balas Klumprik itu pun sepi siswa, Selasa (18/1). “Sementara hari ini libur. Semua siswa sudah diberi tahu,” ujar Humas SMAN 22 Surabaya Ahmad Wahyudi saat ditemui hari itu.
Wahyudi lantas membeberkan kronologinya. Siswa yang terpapar Covid-19 itu duduk di bangku kelas XI IPA 1. Pada Jumat (14/1), ia kerja kelompok di rumah salah seorang teman sekelasnya. Sepulang dari sana, badannya terasa tak enak. Demam dengan suhu badan yang cukup tinggi.
“Esoknya juga masih demam,” lanjut guru mata pelajaran agama itu. Syukur, orang tua si siswa punya inisiatif. Yakni memeriksakan anaknya untuk dites antigen. Hasilnya pun positif. Namun, tes antigen dirasa kurang.
Orang tua pun berlanjut memeriksakan anaknya itu ke RS Mitra Keluarga pada Minggu pagi. Yakni untuk dites usap PCR. Hasilnya baru keluar esok dan dinyatakan positif Covid-19. Kemudian, pihak sekolah segera dihubungi.
Satgas Covid-19 SMAN 22 Surabaya segera membahas kasus itu. Kepala sekolah memutuskan untuk segera mengganti pembelajaran dengan daring. “Hari ini siswa belajar dari rumah. Tapi, guru-guru tetap masuk, mengajar daring dari sekolah,” terang Wahyudi.
Jubir Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril mengatakan, puskesmas bersama satgas setempat sudah menggelar tracing dan testing pada orang-orang yang kontak erat. Ada sekitar 50 guru dan karyawan yang mengikuti swab hari ini.
“Dan 35 siswa yang sekelas dengan pasien COVID-19 yang juga di- swab ,” ujarnya. Satgas Covid-19 masih menunggu hasil tes tersebut. Ia mengimbau agar pelaksanaan PTM tetap diiringi dengan protokol yang ketat. Sehingga tidak menimbulkan kluster baru Covid-19.
Anggota Dewan Pendidikan Jatim M. Isa Anshori turut angkat bicara. Ia tak setuju apabila sekolah sampai di- lockdown . Sebab, pelaksanaan PTM sudah sesuai dengan kesepakatan bersama. Apalagi juga mempertimbangkan kesiapan dari sisi kesehatan.
“Misalnya, guru, tenaga kependidikan, dan siswa juga sudah divaksin. Bahkan sebagian sudah dapat dosis lengkap,” terangnya. Lockdown sekolah akan membuat pembelajaran berlangsung secara daring lagi. Jika berlangsung terlalu lama, itu akan berisiko buruk bagi para siswa. Seperti terjadinya learning loss pada tahun-tahun sebelumnya.
Namun, pelaksanaan PTM juga tidak boleh digelar secara sembrono . Satgas Covid-19 di tiap sekolah harus bekerja maksimal. Yakni mengawasi penerapan dan kedisiplinan prokes. “Jadi harus benar-benar dihitung semua efeknya,” katanya.
Namun, Dinkes Surabaya memutuskan SMAN 22 Surabaya bakal diliburkan. Siswa masuk lagi pada Senin (24/1). Itu sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Sambil menunggu hasil testing kontak erat. Libur sementara itu mengacu pada SKB 4 menteri. Artinya, sekolah tidak di- lockdown .
Sementara itu, pemerintah kembali memperpanjang PPKM di wilayah Jawa-Bali. Tidak lagi dua pekan seperti biasanya. Kini hanya sepekan, mulai 18 Januari hingga 24 Januari mendatang.
“PPKM ini diberlakukan supaya pemerintah bisa memantau perkembangan kasus Covid-19,” ujar Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B.a Pandjaitan saat konferensi pers virtual, kemarin. Apalagi varian Omicron juga mengalami lonjakan. Khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Di Jawa Timur .level PPKM wilayah cenderung membaik. Ada sekitar 22 wilayah yang berhasil masuk PPKM level 1. Sisanya, 15 wilayah masuk level 2. Namun, hanya Pamekasan masih masuk PPKM level 3.