KINI masyarakat penyayang binatang di Surabaya punya pilihan. Mereka tak perlu khawatir lagi jika rumah sakit hewan di Universitas Airlangga penuh. Sebab, Universitas Wijaya Kusuma (UWK) telah resmi membuka Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) kemarin (28/1).
Lokasinya di kompleks kampus FKH di Jalan Dukuh Kupang. Buka praktik sejak kemarin. Di ruang operasi, terlihat tiga dokter muda lengkap dengan pakaian medisnya. Mereka sedang fokus membedah seekor kucing.
Tak boleh ada yang masuk ruang itu. Kecuali yang punya kepentingan medis. Dari jendela pintu, hanya terlihat bagian perut kucing. Lalu, tangan seorang dokter perempuan lihai mengeluarkan bagian organ dalam pasien perdananya itu.
”Lima belas menit bisa gak? Kalau gak bisa, biar saya ajarin,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Profesi Dokter Hewan Indonesia drh Muhammad Munawaroh dengan nada guyon kepada tiga dokter muda yang sedang bertugas di ruang operasi itu. Untuk pembukaan, RSHP UWK tersebut menggratiskan biaya beberapa hari ke depan.
Ia turut senang dengan kehadiran RSHP UWK. Sebab, itu adalah hal utama yang harus dimiliki kampus FKH. Agar bisa menunjang kompetensi pendidikan para mahasiswa kedokteran hewan. Sehingga sanggup menghasilkan lulusan-lulusan terbaik. ”Kalau FKH tak punya rumah sakit hewan kan lucu. Jadi, saya menyambut baik pembangunan RSHP ini,” ujarnya.
Sebetulnya, Munawaroh mendorong FKH UKW untuk mendirikan rumah sakit hewan sejak 2019. RSHP bisa mengangkat akreditasi kampus. Para dosen punya kesempatan untuk bertugas di sana. Begitu juga dengan para alumnus.
”Karena populasi penyayang hewan di Surabaya ini sangat banyak,” ungkapnya. Itu berbanding lurus dengan kebutuhan tempat perawatan dan pengobatan hewan. Sejauh ini, jika kapasitas rumah sakit hewan di Universitas Airlangga penuh, banyak yang membawa hewan kesayangannya berobat ke klinik.
Tentu, rumah sakit hewan menyediakan kelengkapan fasilitas. Minimal punya alat pemeriksaan darah, alat pemeriksaan kimia darah, fasilitas rawat inap, rontgen, dan operasi. Itu berbeda dengan klinik yang hanya bisa rawat jalan.
Dengan demikian, tingkat keselamatan hewan yang sakit pun bisa dimaksimalkan. Para dokter hewan yang membuka klinik juga bisa memanfaatkan RSHP tersebut. Misalnya, untuk merujuk hewan yang sedang dirawat. ”Itu harapan kami,” jelas Munawaroh.
Dirut RSHP UWK drh Era Harimuji berkomitmen untuk memaksimalkan semua fasilitas RSHP itu. Terutama untuk pembelajaran mahasiswa. Sekaligus menarik masyarakat untuk memercayakan hewan piaraannya berobat di tempatnya. Dengan demikian, mahasiswa FKH pun punya kesempatan belajar lebih banyak.
”Kalau banyak kasus di sini akan jadi pembelajaran mahasiswa. Dari situ kualitas mahasiswa FKH bisa ikut terdongkrak,” ujar Era yang juga menjabat wakil dekan II FKH UWK.
Apalagi, selama ini banyak mahasiswa FKH UWK yang pergi ke luar kota untuk keperluan magang. Kini ada delapan dosen yang merangkap tugas menjadi dokter di situ. Ke depan para alumnus juga digandeng untuk menambah kapasitas.
”Kami sangat senang dan bangga sekali. Jadi, yang ingin PKL dan co-ass sudah ada tempatnya,” ujar Dian Astuti, mahasiswi FKH UWK yang sedang menempuh semester 7. Dia berharap RSHP bisa bermanfaat maksimal. Terutama bagi masyarakat penyayang binatang. Sebab, biaya pelayanan di rumah sakit lebih terjangkau. Ketimbang perawatan di klinik-klinik. (Mohamad Nur Khotib)