Liang Bing Lin merasa mendapat wangsit bahwa ia akan lulus ujian. Tetapi, ia masih gagal. Dalam keadaan sedih, Liang pulang kampung dan belajar memainkan boneka.
Justru di situlah ia sukses. Liang pandai menyusun kata-kata. Kemahirannya dalam bidang sastra membuatnya kondang sebagai pencerita ulung. Ia pun menggubah teknik bercerita dengan boneka yang dimainkan dengan telapak tangan. Barulah ia menyadari arti mimpinya dulu.
’’Sejarah munculnya wayang potehi ada beberapa,’’ kata Toni.
Kisah lain menceritakan tentang lima orang yang dijatuhi hukuman mati. Di penjara, mereka tak mau menghabiskan sisa hidup dengan bersedih. Mereka menghibur diri. Maka, terciptalah sebuah pertunjukan sederhana. Boneka dari kain seadanya dengan alat musik dari peralatan masak di dalam sel.
Bunyi-bunyian itu didengar oleh sipir yang melapor ke kaisar. Karena pertunjukan itu begitu menarik, kaisar pun memberikan pengampunan untuk mereka. (Doan Widhiandono)