Komentar Pencinta Film atas The Science of Fictions

Minggu 13-02-2022,08:00 WIB
Editor : Nanang Prianto

’’THAT'S one small step for (a) man, one giant leap for mankind.’’

Itulah kalimat yang diucapkan Neil Amstrong saat mendarat di bulan pada 1969. Hingga kini masih menjadi perdebatan soal satu huruf "a" dalam kalimat tersebut. Amstrong sendiri ragu, apakah waktu itu ia mengucapkan "a" atau tidak.

Tiga tahun sebelumnya, Lunar Modul sudah lebih dulu mendarat di Gumuk Pasir, Parangkusumo, Yogyakarta. ’’One small step’’ Siman yang tertegun menyaksikan astronot, kru syuting dan aparat, benar benar menjadi ’’giant leap’’ baginya.

Lidahnya terpotong, geraknya terkekang. Siman berubah menjadi alien dari padang pasir larangan. Bergerak lambat layaknya astronot di bulan. Rasa malu yang mendorong ibunya gantung diri, penjemputan temannya yang dituduh PKI, tidak menyurutkan Siman mengistirahatkan kata-kata. Ia memaksa tubuh untuk menyuarakan apa yang telah dilihat dan dialaminya.

Tidak hanya nasib Siman. ’’Giant leap’’ juga terjadi dalam timeline film arahan Anggi Noen ini. Tiba-tiba saja waktu melompat 50 tahun ke depan. Tanpa dibarengi perubahan fisik para lakon.

Anggi Noen benar-benar menjadikan Siman titik fokus di film ini. Siman yang tetap bergerak lambat melintasi zaman menjadi satu-satunya kesadaran yang harus dijaga. Menjadi perlawanan terhadap kekangan untuk berdiam diri. 

Kemunculan kembali sosok Dapuk menjadi Tupon, Wanto menjadi Gun, seolah wajar-wajar saja. Kehadiran Marissa Anita dan Lukman Sardi, dua aktor yang bagus sekali, seolah tidak mempunyai tujuan. Juga sayang sekali, scene bersama Asmara Abigail terlalu sederhana…

Premis yang menggelitik di atas menjadi sarana bermain-main bagi Anggi dengan teori konspirasi. Hal abu-abu yang kadang bikin gemes, kadang bikin tersenyum pahit. Penonton diajak menerka dan mencocok-cocokan, kemudian bingung dengan fakta baru. Dan kembali menerka-nerka dan mecocokan ulang fragmen-fragmen yang disebar sepanjang 1 jam 26 menit.

Seperti tone warna dan aspect ratio yang terbagi dua, dua hal dapat disampaikan film ini. Yakni kebenaran akan selalu mencari jalannya dari kekangan, walau lambat. Distorsi, fiksi dan hiruk pikuk di sekitarnya bisa saja merebut sebuah kebenaran menjadi bisu. Ora iso dinyatakke.

 

Nico Tan,Freelancer

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait