BANYAK yang penasaran bagaimana wajah Benteng Van Den Bosch atau biasa dikenal Benteng Pendem di Ngawi setelah dipugar. Tahun ini, pembangunan kembali benteng peninggalan Belanda itu dipastikan tuntas. Pencinta wisata heritage segera bisa menikmati lagi benteng langka tersebut.
Pemugaran Benteng Pendem dilakukan sejak Presiden Joko Widodo berkunjung ke sana 2019 lalu. Beberapa bulan sebelum Pemilu. "Proses pemugaran saat ini sedang dikebut," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Ngawi Wahyu Sri Kuncoro, kemarin (16/2).
Benteng Pendem menyajikan pemandangan yang indah. Di belakang bangunan itu, terdapat pertemuan dua sungai. Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Orang Ngawi menyebutnya kali tempuk.
TIM Kementerian PUPR didampingi Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono melihat perkembangan pemugaran Benteng Pendem Ngawi. (Foto: Diskominfo Ngawi)Pemugaran itu dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR). Ada 13 bangunan yang dipugar. Di antaranya, bangunan barak tentara, mess perwira, dapur umum, kediaman dan kantor jenderal, bastion, dan gerbang.
Juga dilakukan penataan jalan, drainase, pedestrian, hingga lansekap. Tentu dengan tetap memperhatikan konsep arsitektur dengansistem adaptive reuse concept. Mengembalikan fungsi bangunan cagar budaya dengan sebagian fungsi baru dan meminimalkan pengubahan bentuk bangunan lama serta menjaga nilai kultural.
“Kini status Bendem Pendem dikelola TNI AD,” ucap Wahyu. Namun, pengelolaan Benteng Pendem akan dikaji ulang. Rencananya, akan dikelola bersama. Baik TNI AD, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat.
Ngawi punya sejumlah tempat wisata sejarah. Antara lain Museum Trinil, Museum Soerjo, Rumah pahlawan nasional dr Radjiman Wedyodiningrat. "Benteng Pendem ini akan menjadi ikon Ngawi," ujarnya. (Mohamad Nur Khotib)