Harga Obat Covid Movfor Melambung Hingga Rp 1,7 Juta

Sabtu 19-02-2022,04:00 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

NAMANYA MOVFOR. Obat antivirus Covid-19 pertama berjenis Molnupiravir yang sudah beredar di Indonesia itu kini banyak diburu. Sudah dilepas ke pasaran sejak Selasa (15/2). Meski baru empat hari, obat itu masih sulit dijumpai di apotek.

Di salah satu marketplace, harga satu boksnya mencapai Rp 1,6 juta. Isi 40 kapsul. Bahkan di sebuah marketplace lain lebih mahal: Rp 1,7 juta. Ada juga yang menjualnya satu strip isi 10 kapsul dengan harga Rp 435 ribu hingga Rp 500 ribu.

Person in Charge (PIC) PT. Amarox Pharma Global dan Hetero Labs Ltd untuk Pemerintah RI Nickotaka Wijaya mengatakan, harga di pasaran memang melambung. Pihaknya tentu tidak bisa mengontrol harga tersebut. “Kayak kejadian sebelumnya. Oseltamivir dan favipiravir. Mungkin nanti menkes yang bisa atur,” ujarnya kepada Harian Disway, kemarin (18/2).

Harga reguler satu boks Movfor isi 40 adalah Rp 648 ribu. Harga per kapsulnya Rp 16.200. Jika dibandingkan dengan harga di e-commerce tentu nilainya jauh melambung. Sampai tiga kali lipat.

Di apotek panel PT Amarox harga jualnya tidak terpaut jauh dari harga reguler. Sebab mereka hanya mengambil keuntungan 5-7,5 persen dari harga awal.

Pihaknya masih berupaya agar harga obat yang sudah mendapat  izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization dari FDA Amerika Serikat maupun dari BPOM Indonesia itu lebih terjangkau. Salah satunya pengajuan free tax. “Kami masih ajukan agar free PPN. Karena lumayan 10 persen kan?” jelas pemuda kelahiran Jakarta,  2 November 1983 itu.

Obat-obatan, peralatan kesehatan, dan jasa yang diperlukan untuk penanganan Covid-19 bisa bebas pajak. Kebijakan itu berlaku sejak April 2020 di awal Pandemi. Nicko sudah mengajukan penghapusan pajak. Namun belum ada keputusan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pihak Amarox telah mengirim 200 ribu kapsul ke Instalasi Farmasi Kemenkes. Jumlahnya separo dari rencana pemesanan awal. “Cuma sedikit 5 ribu box. Katanya ada revisi budget,” lanjut Nicko.

Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Wiendra Waworuntu mengatakan stok antivirus kemenkes masih besar. Bahkan mencapai 20 juta kapsul. “Stok bantuan dari Turki masih banyak,” ujarnyi.

Pada 8 Agustus 2021 Pemerintah Turki mengirim 50 set ventilator dan 600 ribu box obat-obatan. Mayoritas berupa antivirus.

DI Blibli, harga Mofvor dijual Rp 1,6 juta. (Boy Slamet-Disway)

Karena itulah Kemenkes tidak bisa membeli Movfor terlalu banyak dari PT Amarox. Proses pengadaan obat melihatkan BPKP, sampai KPK. Selama tidak ada rekom dari mereka, maka pembelian obat tidak bisa dipaksakan.

Kemenkes juga sempat menawar harga Movfor tersebut. Yang awalnya ditawarkan dengan harga Rp 15 ribu itu. “Kami tawar Rp 11 ribu,” lanjutnyi.

Molnupiravir pada Movfor merupakan obat antivirus yang diizinkan untuk pengobatan infeksi COVID-19 ringan sampai sedang pada pasien dewasa (usia 18 tahun ke atas). Terutama yang tidak memerlukan pemberian oksigen dan memiliki peningkatan risiko menjadi infeksi COVID-19 berat.

Cara kerja Molnuporavir adalah mengganggu aktivitas enzim RNA pada virus Corona. Dengan begitu perkembangbiakan virus bisa ditekan. Saat virus sulit berkembang, sistem kekebalan tubuh penderita akan lebih mudah membasmi Covid-19. Obat ini dinilai cocok untuk pasien Omicron yang mayoritasnya bergejala ringan.

PT Amarox menjalin kerjasama dengan PT Kalbe Farma dalam bidang pemasaran dan distribusi secara nasional. Sebelumnya Kalbe sudah menjalin kerjasama dengan Amarox dalam distribusi Covifor (Remdesivir) dan Fluvir (Oseltamivir). Dengan 76 cabang distribusi di 34 provinsi diharapkan, Kalbe mampu mempercepat akses dan ketersediaan obat yang lebih luas bagi terapi Covid-19 di seluruh Indonesia. (Salman Muhiddin)

Tags :
Kategori :

Terkait